Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Chiang Kai Shek: Penantian Abadi di Cihu Mausoleum

8 April 2016   23:23 Diperbarui: 9 April 2016   11:20 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pintu gerbang masuoleum"]

[/caption]

Tujuan berikutnya adalah Cihu Mausoleum, tempat dimana jenazah Chiang Kai Shek disemayamkan sementara sambil menunggu pemakaman di kampung halamannya di daratan Cina setelah kaum nasionalis dapat merebut kembali daratan Cina dari kaum komunis.  Saya berjalan bersama puluhan wisatawan lain menyusuri jalan kecil yang diteduhi pepohonan rindang dan kemudian sampai di tepi Telaga Cihu yang indah. Konon telaga ini dibangun menyerupai telaga di kampung Chiang di daratan Cina sana yaitu di Fenghua, Propinsi  Zhejiang dan dinamakan Cihu yang artinya Benevolent Lake atau Danau Kebajikan.

[caption caption="changing of the guards"]

[/caption]

Dari danau ini, kembali kita menyusuri jalan yang teduh sepanjang kira-kira 300 meter menuju mausoleum.  Kebetulan ketka sampai di halaman mausoleum, sedang dilaksanakan upacara “Changing of the Guard”, yaitu pergantian pengawal yang merupakan acarayang menarik dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

[caption caption="bagai patung"]

[/caption]

Pengawalnya merupakan tentara nasional Taiwan yang masih muda, dan sangat gagah dalam balutan seragam biru-biru lengkap dengan bayonet dan senapan . Mereka berbaris rapih dan juga memperlihatkan gerakan-gerakan yang mengagumkan. Selepas upacara, sang prajurit menempati posisi di pintu masuk utama sambil berdiri tegak bagaikan patung tanpa ekspresi.

[caption caption="bendera matahari putih langit biru tanah merah"]

[/caption]

Wisatawan bergegas masuk ke mausoelum melalui pintu utama yang dijaga oleh sepasang prajurit.  Disini terlihat deretan bendera Taiwan yang bergambarkan Matahari Putih , Langit Biru dan Bumi Merah yang  memliki nama resmi Qīng Tiān, Bái Rì, Mǎn Dì Hóng.   Juga ada sebuah hiasan bertulisakan aksara Cina “Fu” yang berarti  Berkah  dan  dikeliling empat buah burung Hong.

[caption caption="Fu atau berkah"]

[/caption]

Setelah itu di di dekat langit-langit ada lagi tulisan dua aksara Cina.  Mela-mula saya tidak bisa membacanya, tetapi setelah membadning-bandingkan dengan tulisan yang ada di denah dan tempat-tempat lain, saya baru tahu bahwa dua huruf ini adalah Ci Hu yang uniknya harus dibaca dari kanan ke kiri seperti tulisan Arab.  Barulah saya ingat bahwa di jaman dahulu tulisan Cna memang dibaca dari kanan ke kiri.

[caption caption="ci hu "]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun