Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kata Siapa Politik Itu Kotor?

18 November 2022   20:12 Diperbarui: 18 November 2022   20:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada satu kisah yang terjadi menjelang pemilu 1997. Pemilu pertama yang saya ikuti setelah memutuskan terjun ke dunia politik. Terjadinya di sebuah kios fotokopi milik seorang ustadz.

Alkisah, waktu itu saya harus memfotocopy beberapa dokumen seperti Ijazah, Surat Keterangan Kelakuan Baik, dan lain-lain sebagai persyaratan seorang calon anggota dewan. Kerennya sering disebut caleg, calon anggota legislatif.

Hari itu kebetulan sang ustadz  yang mengerjakan pemotocopian itu. Sambil bekerja rupanya beliau membaca dokumen yang difotocopi, dan... tiba-tiba berucap, "saya tak mau ikut berpolitik, karena politik itu tipu muslihat".

Memang, bagi banyak orang politik itu kotor. Membicarakannya saja sudah alergi, apalagi terlibat didalamnya. Kenapa? Karena politik itu penuh tipu muslihat seperti pernyataan sang ustadz di atas. Dalam politik tak ada teman abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi. Banyak lagi ungkapan lain yang menunjukkan bahwa politik itu adalah sesuatu yang sangat buruk. Dan karena itu harus dihindari.

Saat mendengar pernyatan sang ustadz itu, saya terhenjak, bengong, dan tertegun.  Saya sungguh  terkejut dan tak tahu harus ngomong apa. Namun,  tak berselang begitu lama, tiba-tiba muncul semacam bisikan untuk memberikan jawaban.

Inilah jawabannya,  "Betul Pak Ustadz, politik itu memang kotor.  Di sana memang banyak tipu muslihat, tetapi...saya juga bingung, kalau seandainya orang-orang baik seperti Ustadz, orang-orang pintar atau orang -orang yang berkualitas tak ada yang mau terjun ke dunia politik, lalu siapa nanti yang akan duduk mewakili kita di parlemen".

Saya terus nyerocos, "Sementara pemilu pasti dilaksanakan. Partai politik adalah suatu keniscyaan. Kalau tak ada orang baik  di dalamnya, maka tentunya para premanlah yang menjadi pengurus parpol.  Premanlah yang menjadi caleg. Tentunya nanti  premanlah yang menjadi wakil rakyat. Berarti yang melaksanakan rapat membahas berbagai program pemerintah dalam APBN/APBD adalah para preman atau para bandit, kira-kira bagaimana ya hasilnya?"

Kini giliran sang ustadz yang terdiam, bengong, tak menyangka mendapat jawaban demikian. Lama terdiam, akhirnya beliau ngomong, "Aduh, sayang saya sudah tua!" 

Alhamdulillah pada pemilu 1997 itu saya terpilih menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin. Dua tahun kemudian (1999) pemilu lagi, karena Orde Baru  jatuh, sehingga pemilu dipercepat. Saya terpilih lagi. Lima tahun kemudian (2004) saya terpilih lagi. 

Bahkan mendapat kepercayaan sebagai ketua DPRD Kota Banjarmasin. Perjalanan 12 tahun itu nampaknya harus menjadi pembuktian jawaban saya kepada sang ustadz, bahwa politik itu tidak selamanya kotor. Politik kotor justru karena kita yang mengotorinya.

Berikut ini salah satu kisah nyata saat saya menjadi wakil rakyat. Semoga kisah nyata ini  bisa mewakili pembuktian bahwa tidak selamanya politik itu kotor. Masih banyak orang baik di parlemen kita. Namun, sering kita kita tidak tahu, karena kurang publikasinya. Wakil rakyatnya  kurang pandai publikasi dan wartawan sering kurang senang mempublikasikan hal-hal positif itu, hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun