Mohon tunggu...
Taufik Alamsyah
Taufik Alamsyah Mohon Tunggu... Seorang tenaga pengajar

Mengajar adalah belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa itu Deep Learning?

10 Juli 2025   11:58 Diperbarui: 10 Juli 2025   11:58 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.artiba.org/

Pendidikan Indonesia saat ini berada di titik kritis. Di tengah kemajuan zaman dan tantangan global yang semakin kompleks, hasil berbagai survei internasional menunjukkan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi peserta didik Indonesia. Berdasarkan hasil PISA 2022, lebih dari 99% peserta didik Indonesia hanya mampu menyelesaikan soal dengan tingkat berpikir rendah (Lower Order Thinking Skills), dan kurang dari 1% yang mampu mengerjakan soal yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills).

Fakta ini menjadi refleksi bahwa sistem pendidikan Indonesia masih berkutat pada pendekatan pembelajaran yang dangkal, berorientasi pada hafalan, dan belum mampu mendorong kemampuan berpikir kritis, kreatif, atau kolaboratif.

Menyikapi situasi tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah secara serius mendorong penerapan Pembelajaran Mendalam (PM) sebagai strategi transformasi pendidikan. PM dirancang untuk menjawab tantangan pendidikan masa depan dengan menciptakan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, serta fokus pada penguatan karakter dan kompetensi holistik peserta didik.

Pembelajaran Mendalam atau Deep Learning merupakan pendekatan transformatif dalam dunia pendidikan yang menuntut pergeseran paradigma secara menyeluruh, dari pendidikan yang berfokus pada hafalan semata menuju pembelajaran yang berorientasi pada pemahaman mendalam, penguatan karakter, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata, serta bertujuan membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki daya kritis, kreativitas, kemampuan kolaborasi, dan empati sosial yang tinggi.

Konsep ini berakar dari berbagai teori besar dalam dunia pendidikan, seperti gagasan John Dewey tentang pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan, teori Paulo Freire tentang pendidikan pembebasan yang mengajak peserta didik untuk menjadi subjek aktif dalam proses pembelajaran melalui problem-posing education, serta teori konstruktivisme Jean Piaget dan Lev Vygotsky yang menekankan pentingnya interaksi sosial, pengalaman, dan peran aktif peserta didik dalam mengonstruksi makna.

Sedangkan Jerome Bruner melalui teori "spiral curriculum" mendorong pembelajaran yang berfokus pada pemahaman struktur mendalam dari suatu disiplin ilmu untuk membangun koneksi antar konsep secara holistik, yang semuanya sejalan dengan prinsip Pembelajaran Mendalam yang menekankan penguatan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills), penalaran kritis, dan kemampuan mentransfer pengetahuan lintas konteks, seperti yang ditegaskan dalam buku In Search of Deeper Learning oleh Jal Mehta dan Sarah Fine yang menggambarkan bahwa inti dari Deep Learning adalah integrasi antara mastery (penguasaan konsep secara mendalam), identity (pembentukan jati diri yang terhubung dengan proses belajar), dan creativity (kemampuan mencipta dan menghasilkan karya nyata), di mana pembelajaran yang mendalam hanya akan tercipta jika murid tidak hanya menguasai materi, tetapi juga menemukan relevansi pembelajaran dengan identitas diri dan mampu mengekspresikannya melalui karya yang orisinal.

Sementara Michael Fullan dalam Deep Learning: Engage the World Change the World menegaskan bahwa Deep Learning merupakan gerakan global yang menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad ke-21 dengan mengembangkan enam kompetensi kunci yaitu karakter, kewargaan global, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis yang terintegrasi dalam proses pembelajaran yang kolaboratif, berbasis proyek, dan mendorong kepemilikan belajar secara mandiri, dengan fokus utama menciptakan murid sebagai pembelajar aktif dan guru sebagai fasilitator yang memandu proses eksplorasi, penemuan, dan refleksi; dalam buku Dive Into Deep Learning oleh Joanne Quinn dan timnya, kerangka kerja Deep Learning diperkaya dengan penerapan praktik-praktik konkret berbasis empat elemen inti, yaitu kemitraan belajar yang kuat antara guru dan murid, desain lingkungan belajar yang inklusif dan fleksibel, pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas akses dan efektivitas pembelajaran, serta penggunaan metode pedagogi yang inovatif seperti project-based learning, inquiry-based learning, dan collaborative learning yang mampu membangun rasa ingin tahu, kreativitas, serta keterampilan problem solving yang kuat pada diri peserta didik.

 Pendekatan ini secara efektif mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, sosial, dan fisik dalam pengalaman belajar secara utuh melalui proses memahami (menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya), mengaplikasikan (menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata untuk menyelesaikan masalah riil), dan merefleksikan (mengevaluasi proses dan hasil belajar untuk perbaikan diri secara berkelanjutan), yang di dalam konteks Indonesia kemudian diadopsi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui konsep Pembelajaran Mendalam yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, dengan pilar olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga, serta berfokus pada pencapaian Profil Pelajar Indonesia yang mencakup delapan dimensi utama yaitu iman dan takwa, kewargaan, kreativitas, kemandirian, kesehatan, komunikasi, kolaborasi, dan penalaran kritis, dengan tujuan jangka panjang untuk menyiapkan generasi Indonesia yang mampu menghadapi tantangan global seperti krisis lingkungan, kesenjangan ekonomi, transformasi digital, hingga ancaman disinformasi, sembari mendorong pemerataan akses pendidikan berkualitas lintas latar belakang sosial ekonomi, karena Deep Learning bukan hanya agenda pedagogis.

Namun,juga merupakan strategi keadilan sosial yang menuntut pendidikan bermakna dapat diakses oleh semua anak tanpa kecuali, tidak hanya di sekolah-sekolah elite atau kelas-kelas atas, karena tantangan zaman menuntut peserta didik memiliki kompetensi baru yang tidak cukup hanya dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung seperti pada era sebelumnya, melainkan juga membutuhkan keterampilan berpikir kompleks, kemampuan memecahkan masalah, kreativitas, serta kepekaan sosial dan kepemimpinan, seperti yang disorot dalam laporan National Research Council bahwa Deep Learning menekankan penguasaan kompetensi kognitif, intrapersonal, dan interpersonal secara bersamaan.

Dan, menariknya, Deep Learning juga terbukti meningkatkan keterlibatan murid dalam belajar karena mereka menemukan makna dalam setiap prosesnya, merasakan adanya koneksi antara pembelajaran di sekolah dengan realitas kehidupan mereka, serta memperoleh ruang untuk mengekspresikan gagasan dan identitas mereka secara otentik, yang kemudian mendorong motivasi intrinsik dan pertumbuhan akademik yang lebih baik, di mana penelitian-penelitian global menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan Deep Learning secara konsisten cenderung menghasilkan lulusan yang lebih siap menghadapi dunia kerja, lebih inovatif, dan lebih resilien dalam menghadapi perubahan zaman, dengan demikian, Deep Learning hadir bukan sekadar sebagai alternatif metode belajar, melainkan sebagai fondasi baru untuk menciptakan sistem pendidikan yang adaptif, relevan, dan inklusif, yang mampu melahirkan manusia-manusia pembelajar sepanjang hayat yang tidak hanya terampil secara akademis tetapi juga berdaya saing, berkarakter kuat, dan berkontribusi nyata dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan demokrasi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun