Mohon tunggu...
Taufik Bilfaqih
Taufik Bilfaqih Mohon Tunggu... Dosen - Ketua Yayasan Alhikam Cinta Indonesia | Politisi PSI

| Pembelajar |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Doa dan Ilmu Memahami

10 November 2019   07:14 Diperbarui: 10 November 2019   07:16 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Garis besar dari doa ini adalah "ilmu memahami".

Memahami, tidak sekadar mengetahui. Memahami adalah sebuah tugas yang tidak berkesudahan (Schleiermacher). Ia merupakan sebuah proses, yakni kegiatan menangkap.

Tapi, ingat, memahami itu harus terbuka lebar. Tidak hanya memahami pemahaman, melainkan pula memahami kesalahpahaman dan ketidaksepahaman. (Budi Hadirman).

Nah, bisa saja pada forum di mana Aku membacakan doa, ada diantara Kami yang tidak saling memahami inti materi yang diterima selama kegiatan. Bisa juga ada kontestan pilkada nanti yang punya pemahaman tidak sesuai keinginan regulasi. Begitupun juga dengan rakyat yang sering salah paham dengan kerja-kerja pengawasan.

Demikian pula, Pemkot Manado yang "belum", "tidak" atau "salah" memahami maksud dan tujuan pengajuan angka anggaran Pilkada, hingga akhirnya mereka hanya bersedia dengan angka yang jauh dari kebutuhan yang seyogyanya.

Nah, situasi kesalahpahaman seperti di atas adalah menjadi ciri khas masyarakat modern yang ditandai dengan kemajemukan cara-cara hidup. Artinya, kesalahpahaman sebagai hal yang barang tentu.


Pertanyaannya, mengapa terjadi kesalahpahaman itu? Vorurteil, jawab Schleiermarcher. Yakni, prasangka.

Kenapa terjadi peristiwa penikaman kepada Wiranto? Karena ada Vorurteil disana. Mengapa seorang istri berlaga marah kepada suami? Ada Vorurteil. Apa sebab, seorang anggota DPR membanting meja saat rapat? Lagi, Vorurteil. Sebab apa Papua rusuh? Seperti sebelumnya, Vorurteil. Mahasiswa demo, rusuh? Vorurteil.

Alhasil, prasangka merajalela. Maka, ilmu memahami harus digalakkan. Semua cara mesti dilakukan. Setiap pola wajib dimainkan. Termasuk di dalamnya dengan doa. Semoga Tuhan memberikan ilmu memahami kepada Kita semua, agar senantiasa bijaksana dalam menghadapi perbedaan pikiran dan perasaan.

Demikian, NPHD ! Aku merindukanmu... !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun