Mohon tunggu...
Taufik Aulia Rahmat
Taufik Aulia Rahmat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Asisten Peneliti LAPAN

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tekan Tombol F5 untuk Gerakan Aku Cinta Undip!

23 Maret 2014   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar Gerakan Aku Cinta Undip? Pertama, saya ulas sedikit sejarahnya. Pada tahun 2011 lalu dicetuskan Gerakan Aku Cinta Undip sebagai manifestasi dari cinta dan semangat civitas akademika membangun almamater. Gerakan ini lahir dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta dan bangga pada almamater tanpa dibatasi sekat apapun, yang pada muaranya adalah semangat berjuang, berkorban, memajukan Universitas Diponegoro.
Awalnya gerakan ini dirancang dengan 3 fase gerakan: penyadaran dan implementasi (2011), dan pengembangan (2012). Tulisan ini bukan untuk memberi justifikasi tentang Gerakan Aku Cinta Undip yang hari ini sedikit mandek, tentu hal ini perlu jadi catatan. Tulisan ini membawa semangat untuk merevitalisasi gerakan ini ke dalam bentuk yang relevan untuk hari ini dan beberapa tahun mendatang.
Karena cinta, rela lakukan apa saja
Kiasan ini yang nampaknya jadi jiwa paling kuat dari Gerakan Aku Cinta Undip. Cinta Undip berarti rela lakukan apa saja untuk kemajuan Undip. Rasa cintalah yang menjadi ruh dari apapun perjuangan dan kontribusi kita membangun almamater. Rasa cinta pula yang menjadi sumber energi kita berjibaku bersimbah peluh dalam persembahkan kado terindah untuk almamater. Sederhananya, karena cinta kemudian lahir rasa memiliki, bangga, dan semangat untuk berkorban demi yang dicinta.
Pun kita mengerti bahwa cinta jadi bahan bakar dalam setiap kerja-kerja yang kongkrit, dari yang ringan sampai yang berat. Dan kita lebih mengerti bahwa cinta adalah penawar dari pahit dan getirnya perjuangan, bahkan cinta menyulap semuanya jadi manis. Inilah substansi yang ditawarkan Gerakan Aku Cinta Undip. Dari sini kita sangat berharap kelak akan lahir Diponegoro Muda-Diponegoro Muda yang gagah berlaga memajukan almamater lewat apapun passionnya.

Gelar Diponegoro
Nama ini adalah pemberian dari Presiden Soekarno pada 9 Januari 1960. Kita harusnya bangga dengan nama besar Diponegoro yang disematkan pada nama kampus kita. Siapa yang tidak tahu sepak terjang pahlawan nasional yang satu ini? Pangeran Diponegoro sangat dikenal dengan karakter yang kuat prinsipnya, dekat dengan rakyatnya, berani dalam melawan kelaliman, paling tangguh dalam tiap perjuangan. Dalam kaitannya dengan Gerakan Aku Cinta Undip, hal inilah yang menginspirasi kita untuk segera mengokohkan rasa cinta pada almamater.

Sejatinya cinta, ia datang tanpa perlu pretense
Salah kalau cinta muncul karena dipaksa. Justru cinta muncul tanpa butuh banyak alasan. Tak perlu dibuat-buat. Juga tak benar jika cinta ada hanya meminta. Justru cinta menegaskan banyak memberi. Maka, inilah yang harus kita sepakati. Hendaknya Cinta Undip sudah muncul sejak nama kita pertama kali terpampang di pengumuman lolos seleksi masuk. Cinta yang otomatis. Bukan karena dipaksa ‘senior’ atau dipaksa ‘rektor’. Jika iya, maka itu hanya terpaksa. Jadi, yuk coba kembali kita murnikan cinta kita, cinta yang tanpa paksa, tanpa beban.

Karena cinta, warna-warna jadi pelangi
Di Undip banyak organisasi, komunitas, paguyuban, dan club yang macam-macam coraknya. Masing-masing punya budaya dan alur kaderisasi sendiri-sendiri. Ini potensi yang harus terus kita olah dan kembangkan. Akan tetapi seringnya proses pengkaderan yang ada secara tak sengaja memberi porsi lebih banyak pada cinta kepada organisasi atau komunitas masing-masing. Rasa cinta Undip kian tertutupi, bahkan terkikis. Yang pada gilirannya akan muncul fanatisme berlebih dan muncul banyak jurang-jurang pemisah. Lebih ngeri lagi adalah ego yang menyeruak tak beraturan dan berpotensi menimbulkan konflik.
Lewat Gerakan Aku Cinta Undip kita hanya ingin merefresh cinta kita di kampus ini. Cinta yang saling melandasi dan menguatkan. Sehingga ada pola hubungan yang konstruktif dari setiap entitas yang ada. Karena kita adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, Keluarga Mahasiswa Universitas Diponegoro.

Menanti rektor baru yang juga cinta Undip
Gerakan Aku Cinta Undip sangat selaras dengan visi Undip. Gerakan Aku Cinta Undip lahir untuk menyokong visi, misi, dan milestone yang telah Undip rencanakan. Maka, jelas ini bukan hanya menjadi gawean mahasiswa. Seluruh civitas akademika harus terhagemoni oleh Gerakan Aku CInta Undip. Dan kita berharap banyak pada pemilihan rektor nanti. Disini akan ditentukan seperti apa wajah dan tubuh Undip empat tahun ke depan. Kita jelas berharap para calon rektor memiliki gagasan yang kongkrit dan support yang kuat untuk membangun dan mengembangkan Gerakan Aku Cinta Undip. Ya, kita nantikan saja.
Akhirnya, 2014 ini adalah momentumnya. Momentum saat cinta dan gerakannya kita revitalisasi. Gerakan Aku Cinta Undip kali ini bukan hanya milik BEM KM Undip, atau BEM Fakultas, atau organisasi saja, akan tetapi milik seluruh mahasiswa dan civitas akademika yang ada. Kalau dulu gerakan ini masih berkutat pada sosialisasi dan penggunaan simbol, kali ini kita akan kongkritkan lagi dalam kerja-kerja nyata yang mengedepankan kolaborasi. Siapapun bebas berekspresi sesuai passionnya dalam mengaktualisasikan rasa cinta kepada almamater.

“Kita ingin Undip bahagia dengan prestasi, kerja, dan karya. Kita ingin semua tersenyum, meletakkan cinta pada almamater dan Indonesia.” (Diponegoro Muda)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun