Mohon tunggu...
T. Fany R.
T. Fany R. Mohon Tunggu... Pecinta kopi, penjelajah kata, dan hobi lari

Kopi bukan hanya minuman—ia adalah teman refleksi. Buku bukan sekadar bacaan—ia adalah jendela dunia. Dan lari bukan hanya olahraga—ia adalah ruang dialog dengan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang yang Menyakitimu, Sebenarnya Membebaskanmu

31 Juli 2025   12:30 Diperbarui: 31 Juli 2025   20:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka mungkin menyakitimu, menghancurkan ekspektasimu, atau membuatmu jatuh. Tapi justru dari merekalah kamu belajar:

  • Untuk tidak berharap pada manusia.

  • Untuk kembali kepada Allah.

  • Untuk mengenal batas dan merawat harga dirimu.

Setiap luka yang mereka beri adalah jalan agar kamu tumbuh. Setiap penolakan dari manusia bisa jadi cara Allah menunjukkan bahwa kamu terlalu jauh dari-Nya.

Kemenangan Spiritual Itu Terjadi Saat Kamu Tidak Balas, Tapi Lepas.

Melawan maksiat bukan sekadar soal menahan nafsu. Tapi soal mengalihkan energi jiwa ke arah yang lebih tinggi.
Menjadi taat bukan sekadar soal aturan. Tapi soal menemukan kenyamanan dalam hubungan dengan Allah.
Memaafkan bukan karena kamu lemah. Tapi karena kamu sudah cukup kuat untuk tidak butuh pengakuan dari makhluk.

Keinginan untuk senang lewat maksiat bisa dikalahkan hanya oleh kenyamanan dalam taat.
Kekecewaan dari makhluk sembuh saat kita sadar, urusan kita hanyalah dengan Tuhan.
Dan orang yang menyakitimu, mungkin adalah pintu agar kamu kembali menjadi versi terbaikmu---yang bebas, yang ikhlas, dan yang dekat dengan Allah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun