Mohon tunggu...
T. Fany R.
T. Fany R. Mohon Tunggu... Pecinta kopi, penjelajah kata, dan hobi lari

Kopi bukan hanya minuman—ia adalah teman refleksi. Buku bukan sekadar bacaan—ia adalah jendela dunia. Dan lari bukan hanya olahraga—ia adalah ruang dialog dengan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Energi Habis Karena Overthinking

2 Juni 2025   07:45 Diperbarui: 2 Juni 2025   07:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energi Habis Karena Overthinking (https://www.canva.com/design/)

Energi Habis Karena People Opinions, Social Media, dan Overthinking

Pernahkah kamu merasa lelah, bukan karena pekerjaan atau aktivitas fisik, tetapi karena pikiran yang terus-menerus menguras energi?

Tanpa disadari, banyak dari kita kehilangan tenaga bukan karena sesuatu yang benar-benar penting, melainkan karena terlalu peduli dengan pendapat orang lain, terjebak dalam media sosial, dan tenggelam dalam overthinking yang tak ada ujungnya.

Hidup di tengah masyarakat membuat kita tak bisa lepas dari pandangan dan opini orang lain. Namun, terlalu memikirkan bagaimana orang menilai kita justru bisa menjadi jebakan yang melelahkan. Kita berusaha memenuhi ekspektasi orang lain, takut dikritik, dan khawatir jika dianggap tidak cukup baik. 

Padahal, sebanyak apa pun kita mencoba menyenangkan semua orang, akan selalu ada yang tidak setuju atau menilai kita negatif. Yang lebih penting bukan apa yang orang pikirkan tentang kita, tetapi bagaimana kita menjalani hidup dengan keyakinan dan nilai-nilai yang kita pegang.

Di era digital, media sosial seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memberikan informasi, hiburan, dan koneksi dengan banyak orang. Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi sumber tekanan yang luar biasa. Kita melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan mulai merasa diri sendiri tertinggal. 

Kita tergoda untuk membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, tanpa menyadari bahwa apa yang kita lihat hanyalah versi terbaik yang dipilih untuk ditampilkan. Terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial juga membuat kita kehilangan fokus pada kehidupan nyata dan membuang energi untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting.

Salah satu penyebab terbesar kelelahan mental adalah overthinking. 

Kita terlalu banyak menganalisis sesuatu, memikirkan skenario terburuk, dan khawatir terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Pikiran yang terus berputar tanpa solusi hanya akan menghabiskan energi dan membuat kita semakin cemas. Overthinking membuat kita stuck di tempat, sulit mengambil keputusan, dan kehilangan ketenangan batin.

Agar tidak terus-menerus terkuras oleh hal-hal di luar kendali kita, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. 

Pertama, berhenti memberi terlalu banyak ruang bagi opini orang lain. Dengarkan kritik yang membangun, tapi jangan biarkan komentar negatif mengontrol hidup kita. 

Kedua, batasi penggunaan media sosial dan fokuslah pada kehidupan nyata yang kita jalani. Dan yang paling penting, belajar untuk melepas overthinking dengan menerima bahwa tidak semua hal bisa kita kontrol.

Energi kita terbatas, jadi gunakanlah untuk hal-hal yang benar-benar berarti. Daripada menghabiskan waktu memikirkan penilaian orang lain, membandingkan hidup kita dengan dunia maya, atau tenggelam dalam pikiran yang berulang-ulang, lebih baik kita fokus pada pertumbuhan diri, kebahagiaan, dan ketenangan batin. 

Sebab pada akhirnya, kebahagiaan sejati datang bukan dari validasi luar, tapi dari bagaimana kita menjalani hidup dengan damai dan penuh kesadaran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun