Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Bersama Meniti Kesungguhan Menuju Kesetiaan

9 September 2020   16:41 Diperbarui: 9 September 2020   16:56 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kan yang terpenting itu kan khoirunnas anfa'uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat memberikan manfaat." kata Pak Mukhson. "Kira-kira kalau salah satu tetangga kita jadi seorang pencuri, kita ikut berdosa tidak?" tanya beliau kepada jamaah untuk menstimulus otak agar ikut berperan aktif dalam sinau bareng ini.  

Pak Mukhson memberikan jawabannya dengan contoh-contoh hikmah yang banyak beliau terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang Bapak yang belum lama ini dianugerahi seorang cucu ini merupakan sosok guru ngaji di lingkungannya. Sudah sangat lama sekali Pak Mukhson ini memiliki angen-angen untuk datang kembali sesekali ke acara Maneges Qudroh. Yang pada akhirnya diijabah pada pertemuan malam hari ini.

Pak Mukhson kemudian bercerita tentang Kanjeng Nabi dalam perjalanan pulang setelah perang, ada salah seorang sahabatnya yang bertanya, "mengapa engkau tidak terlihat gembira atas kemenangan besar ini, Ya Rasul?" Pada waktu itu Kanjeng Nabi menjawab, "kita dalam perjalanan pulang dari perang kecil menuju perang yang lebih besar." Pak Mukhson menjelaskan bahwa perang besar tersebut adalah perang melawan hawa nafsu sendiri.

Ketika semua upaya dan usaha telah dilakukan dengan niat yang sungguh-sungguh tidak terdapat perubahan apa-apa dan tetep ajeg wae, mestinya kita mulai bertanya-tanya kepada diri sendiri. Pak Mukhson kemudian memberikan istilah Jimat, mbo seko siji dirumat (alangkah baiknya jika dari satu per satu mulai dibenahi). Yang mulai sekarang baik, ditambah baiknya. Sembari terus-menerus niteni ke dalam diri kita masing-masing, efek apa yang paling membekas pada laku sehari-hari kita terutama utamanya terhadap output akhlak kita? "Awas, hati-hati... ." ingat Pak Mukhson.

Sebagai sesi pungkasan, beliau memberikan contok akhlah dari Rabiah al-Adawiyah yang kurang lebih mengatakan bahwa andai rejeki itu Kau beri ke saya, maka berikanlah rejeki itu kepada orang-orang kafir. Andaikata yang engkau beri berupa pahala, maka berikan pahala tersebut kepada orang-orang mukmin. Yang pasti, "kalau engkau bersyukur, pasti Tuhan akan menambahkan nikmat-nikmat yang lain." Pungkas Pak Mukhson.

dokpri
dokpri
"Sing Ditagih le Tenanan Kerjo..."

Hiburan lagu-lagu pop akustik dibawakan oleh Mas Sealdie, salah seorang pemuda yang sering mengisi live accoustic di beberapa kafe kawasan kota pelajar. Lagu-lagu hits pemuda-pemudi dibawakan menyelaraskan gejolak-gejolak asmara yang dialami oleh para pemuda pada umumnya, terutama yang masih belum memiliki pasangan. Beberapa pun tak segan untuk ikut bernyanyi bersama-sama.

Kemudian giliran Pak Maskun yang dipersilahkan memberikan ujarannya. Pak Maskun awal mulanya menceritakan awal persinggungan dengan maiyah. Beliau yang notabene penyuka musik dangdut, tertarik dengan suara Mas Imam Fatawi yang memang sangat fasih menyanyikan lagu-lagu dangdut. Seketika itu, Pak Maskun sering mengikuti maiyahan, "pokoke melu, raketung ra  mudeng (pokoknya ikut meskipun tidak paham!" ungkap beliau.

Sampai-sampai di setiap tanggal 17, Pak Maskun menegaskan kepada istrinya bahwa tanggal tersebut adalah tanggal khususnya. Beliau mengaku sering ekali duduk di depan dekat sharonnya Pak Nevi. Pak Maskun sendiri memiliki keterikatan yang cukup panjang dengan MQ, karena beliau dulu sering menemani perjalanan MQ dengan grupnya yang banyak memiliki kemiripan dengan Kiai Kanjeng, yang bernama Kiai Maklum.

Pak Maskun sendiri merupakan salah seorang yang memberi ide tentang jadwal rutinan Maneges Qudroh yang dijadwalkan di malam minggu pertama awal bulan. Keberangkatan beliau sendiri untuk mengikuti majelis seperti ini adalah dhawuh Simbah yang menginginkan anak cucu maiyah membuat forum-forum seperti ini (sinau bareng) di luar lingkaran ini seperti (Mocopat Syafaat).

Di sesi Pak Maskun sendiri, beliau banyak bercerita tentang kisah-kisah perjalanan hidupnya. Yang akan sangat panjang jika harus dituliskan bulir-bulir hikmahnya. Kalau ingin mendengar kisah-kisah beliau, bisa langsung saja menonton video lengkap rutinannya di youtube "Maneges Qudroh". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun