Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beriman Itu Bahagia!

10 Oktober 2019   16:18 Diperbarui: 10 Oktober 2019   16:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kesempatan rutinan kali ini, Maneges Qudroh membersamai menyelenggarakan acara Haul dan Khataman yang diselenggarakan oleh pihak pondok. Mengingat dulu sekitar tahun 2014, pernah juga diadakan rutinan MQ sekali di halaman pondok ini. Hal tersebut membuat pihak pondok memutuskan mengajak bekerja sama dengan Maneges Qudroh membuat konsep acara bersama. 

Disisi lain, beberapa jamaah MQ sendiri merupakan alumnus pondok Riyodhus Solikhin. Acara yang terselenggara ini pun bermula setelah ngudo roso sedikit atas keresahan dari pihak pondok sendiri yang sudah sekian lama tidak lagi mengadakan acara mengeti (Haul) Abah Kiai Solikhin sejak terakhir diadakan tahun 2002.

Meski rembulan malu untuk menampakkan keanggunan sepenuhnya. Namun cahaya setengahnya terwakilkan oleh cahaya-cahaya yang terpancar dari jamaah ataupun masyarakat sekitar yang mulai berdatangan ba'da isya'. Dari anak-anak sampai para sesepuh nampak mulai berdatangan untuk mengikuti acara Haul Mengeti 20 tahun Kiai MU Solikhin sekaligus khataman 27 santri Majlis Ta'lim Riyodhus Solikhin.

Acara dibuka tepat pukul 20.00 dengan khataman dan pemberian ijazah kepada para santri. Grup musik Jodhokemil kemudian tampil semakin menambah kemeriahan pembukaan acara malam hari itu. Nada- nada berirama yang keluar dari pengeras suara nampak berhasil memanggil warga sekitar untuk ikut turut serta memeriahkan acara. 

Dan layaknya acara pada umumnya, sambutan-sambutan tak pernah absen ditampilkan dalam susunan acara. Sayang, soundman yang sangat berjasa dalam acara tersebut tidak kebagian jatah untuk turut mengisi sambutan seperti orang penting yang lain. Jadi, orang berjasa memang beda kelas dengan orang penting.

Terlepas dari mana yang menjadi prioritas antara 'yang berjasa agar menjadi penting' atau 'yang penting agar bisa memberikan jasa', dimana hal tersebut akan menimbulkan banyak kemungkinan-kemungkinan yang membutuhkan waktu atau mungkin ketidakjelasan arah untuk menemukan kesepahaman. 

Moderator yang tanggap membaca pemikiran subjektif tersebut dengan sigap merespons agar segera memanggil Mba Sulis untuk naik ke panggung membacakan tadarrus beberapa ayat firman Allah yang tertulis dalam As-Shaffat 92 - 101.

Kenapa As-Shaffat? Bukan penggalan surah yang lain, secara naluri selalu menimbulkan kegelisahan tersendiri, terutama bagi saya pribadi. Karena selalu ada makna-makna yang tersirat dengan keberlangsungan proses acara. Karena tadarrus di awal acara layaknya adab 'permisi' kepada Yang Maha Mengetahui untuk mencurahkan sedikit pengetahuan atau setidaknya membukakan cakrawala pengetahuan kepada seluruh insan yang terlibat.

Lantas, karena saya begitu jauh untuk dapat mengkonfirmasi pemilihan surah tersebut. Kemudian saya mencoba mentadabburi sepenggal makna dari lantunan indah bacaan ayat tersebut, salah satunya adalah rabbi hablii minash-sholikhin. "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang sholeh".Dan memang pemandangan hari ini begitu banyak anak-anak yang hadir dan semoga anak-anak itulah bagian dari kesholehan yang telah teranugerahkan.

Karena malam ini masuk dalam tema Haul atau mengeti (memperingati) 20 tahun Kiai Solikhin, tak lupa bacaan tahlil turut mewarnai kekhusyukan jamaah di awal acara sebelum acara inti berlangsung. Begitu pula cerita-cerita tentang karomah/keistimewaan yang diberikan kepada Almarhum Kiai Solikhin. Dikisahkan kembali oleh  oleh para santrinya tentang hal-hal ghaib yang sering diprasangkai sebagai sesuatu yang takhayul di era digital seperti sekarang ini.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ilmu Tertinggi Berada di Desa
Habib Anis pun mulai menaiki panggung sekitar pukul 22.00 bersama Pak Zainuri, Pak Danramil, beserta bapak-bapak yang lain. Sepertinya sudah banyak yang menanti kehadiran beliau. Karena di desa, jam segitu terasa sudah terlalu larut dan lebih banyak menahan rasa kantuk, terutama bagi para ibu-ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun