Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Bernilai dan "Numpang Bahagia" di Mocopat Syafaat

20 September 2019   16:04 Diperbarui: 20 September 2019   16:08 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang keempat vijnanamaya kosha, pada lapisan ini menurut Mas Sabrang sudah tidak membutuhkan konsep baik-buruk, benar-salah, maupun kebutuhan akan motivasi. Orang yang butuh motivasi itu sendiri menurut Mas Sabrang adalah orang yang jalannya masih remang-remang. 

Karena kalau kita memiliki kepercayaan diri terhadap untuk menghadapi apapun, kamu tidak perlu lagi motivasi. "orang yang butuh motivasi berarti dia masih bias atau belum tau jalan hidupnya." kata Mas Sabrang.

Lapisan terakhir anandamaya kosha, inilah lapisan terdalam dan tersuci. Sesuatu yang sifatnya fitrah dan tidak terkontaminasi oleh pengaruh dari luar dalam bentuk apapun. 

Bisa jadi ini adalah ruh yang menjadi hakikat diri manusia. Atau bisa juga ini merupakan penjabaran dari statement jika kamu mengenal Aku, maka kamu akan mengenal Tuhanmu. Karena untuk memahami kita mesti melewati segala tabir serta hijab penglihatan. Dan bukan tak mungkin jalan yang dihadapi akan penuh dengan rasa sakit.

Jika kita pernah membaca buku Kids Zaman Now yang ditulis oleh salah satu marja' maiyah, Syaikh Nursamad Kamba, hal ini sangat erat kaitannya dengan beberapa jalan menuju wihdat al-wujud. 

Di sana kita akan mendapati muhabbah, mukasyafah setelah mempelajari makrifat. Makrifat bahkan disinggung sebagai ad-dien al-makrifat, atau awal mula agama adalah makrifat. 

Oleh karena itu kita butuh syahadat bukan sebagai sesuatu untuk dipercayai sebagai syarat masuk islam. Akan tetapi kita hanya syahadat merupakan sebuah penegasan akan kesaksian diri bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Numpang Bahagia

Malam hari ini ada tamu spesial dari Sudan, Mas Jibril. Dengan nada senyumnya yang asing namun sanggup menularkan kebahagiaan kepada jamaah yang memperhatikannya. 

Mas Jibril pada malam hari itu sangat ingin bertemu dengan ustadz Cak Nun. Tapi mungkin, belum waktunya. Hanya saja Mas Jibril sudah bergembira sudah dipertemukan dengan CN yang lain, alias Cak Noe. "The Son of Cak Nun" katanya.

Mas Jibril sangat terkesan dengan orang-orang Indonesia yang ramah. Bahkan, di negara asalnya, jika wanita menunjukkan senyumannya kepada seorang pria, hal tersebut dianggap menjadi suatu akhlak yang buruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun