Tubuh pun terasa segar kembali, Saya, Tika dan Bang Jaya melanjutkan perjalanan sedang yang lainnya sudah duluan. Â Akhirnya sampai juga di puncak dan disana sudah ada para pelajar pecinta alam. Puas mengabadikan momen (memang dipuncak tidak ada pemandangan yang bagus) kami melanjutkan perjalanan menuju Manadalawangi, dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit dari puncak. Disini lah surga nya, lelah, letih, lapar, dan dingin terbayarkan oleh hamparan padang rumput yang dihiasi oleh bunga edelweis.
Ternyata Abas juga menyusul kami, puas beristirahat dan mengambil beberapa foto kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kandang Badak. Antara mendaki dan menuruni gungung meang mempunyai selisih waktu tempuh yang lumayan juga. Jika mendaki Saya membutuhkan sekitaran tiga setengah  sedangkan disaat turun Saya hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam.
Teman-teman yang tidak summit(Clara, Juli dan Cinde) menyiapkan makanan untuk sarapan. Kembali hujan turun, yang akhirnya Saya kembali kedinginan. Beruntung kami menyiapkan logistik banyak ada spicy wing, mi rebus, snack, kopi (sayang lupa bawa teh). Pukul 15.30 wib kami pun beranjak turun menuju Khatumbiri, menembus hujan yang memang awet. Saya, Cinde, Tobi, Tika, Juli, Moses, dan Rizqi berhasil sampai duluan. Sampai di pos registrasi sekitar pukul 19.00 wib. Bang Jaya menggunakan jasa porter ( yang membantu membawakan kerir dengan jasa yang harus dibayar 150 ribu rupiah).
Sampai di Cafe Khatumbiri Saya langsung memesan susu jahe sereh, karena cuaca terasa sangat dingin sekali sampai tidak sanggup mandi. Oh iya, di Kandang Badak juga tersedia kamar mandi umum dan mushola. Setelah membeli keripik tempe (oleh-oleh yang dijual di Cibodas) dan Tshirt Gepang (Gede Pangrango) pukul 21.00 wib kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Jakarta. Seperti waktu datang kami menggunakan angkot (kali ini sepuluh ribu/orang) dan bis Marita (dengan harga tetap jauh dekat 25 ribu/perorang) sedangkan Abas dan Rizqi naik motor karena mereka dari Jakarta naik motor.
Saya juga mengabadikan momen di Pangarango di link youtube TatiSuherman sila di subcribe dan Likeya
Cerita ini juga saya tulis di blog pribadi www.tatisuherman.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI