Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Situs Gunung Padang Cianjur, Cagar Budaya Warisan Leluhur Bangsa

26 Desember 2022   14:48 Diperbarui: 26 Desember 2022   19:46 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu tapak maung ada di teras ketiga (sumber foto: dokumentasi pribadi)

Saya berdiri di pintu masuk batuan yang mirip aula (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Saya berdiri di pintu masuk batuan yang mirip aula (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Ada juga batu gambelan (bonang), bila dipukul menggunakan jari tangan akan mengeluarkan bunyi semacam nada. Batu ini merupakan batu andesit piroksin yang mengandung zat besi di atas 45%. Diperkirakan bunyi yang dihasilkan dari batuan sebagai panggilan pada saat akan mengadakan ritual.

Di teras ke satu ini terdapat susunan batu yang disebut dengan bukit masigit, karena diperkirakan di tempat ini dulunya digunakan untuk melakukan ritual/beribadah.

Kami naik ke teras kedua, di sini ada batu lumbung sebagai simbol berilmu. Dalam bahasa sunda lumbung artinya tempat menyimpan padi. Terdapat juga batu kursi yang menghadap ke arah Gunung Gede dan tapak kaki kanan sebagai simbol bila akan melangkah harus diawali dengan yang baik.

Kang Widodo berdiri di dekat batu lumbung (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Kang Widodo berdiri di dekat batu lumbung (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Di teras ketiga terdapat batu kujang dan batu tapak maung. Batu kujang ini berada di sentral Gunung Padang, zaman dulu batu ini berdiri tetapi sekarang sudah runtuh.

Batu tapak maung ada di teras ketiga (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Batu tapak maung ada di teras ketiga (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Kujang berasal dari kata ku-ujang, yang artinya oleh kamu (ujang panggilan untuk anak laki-laki). Makna dari batu ini yaitu harus berpegang teguh pada diri sendiri dan apabila berjanji harus bisa menepatinya.

Teras keempat terdapat sebuah batu berdiri yang beratnya 85 kg yang disebut dengan batu kanuragan atau batu ujian. Batu ini sering diangkat oleh pengujung yang memiliki keyakinan yang keliru yaitu bila batu ini terangkat maka doa atau keinginannya akan terkabul.

Batu Kanuragan di teras empat (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Batu Kanuragan di teras empat (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Untuk saat ini batu ini tidak diperbolehkan lagi diangkat lagi oleh pengunjung. Simbol dari batu ini yaitu sebagai beban kehidupan, yaitu bila ingin sukses maka seseorang harus meraihnya dengan kerja keras.

Makna lain batu kanuragan diletakan di teras keempat yaitu silakan untuk melanjutkan perjalanan ke teras kelima asalkan mampu melewati tingkat-tingkat sebelumnya.

Teras kelima terdapat batu singgasana. Menurut kepercayaan zaman dulu, apabila duduk di batu ini pada saat jam 12 malam saat bulan purnama maka bulan akan berada tepat di atas kepala dan ini dijadikan sebagai perhitungan bintang.

Batuan di teras kelima (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Batuan di teras kelima (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Di belakangnya terdapat 3 batu yang disebut sunan ibu, sunan ambu paraji sakti dan sunan rama. Makna dari simbol batu di teras kelima ini yaitu dibalik kesuksesan yang diraih oleh seseorang ada doa dari ibu dan bapak.

Bertemu dengan Pengunjung Lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun