Mohon tunggu...
Tasya Levia Arinda Shani
Tasya Levia Arinda Shani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Boikot Produk Pro-Israel, Apa Dampaknya terhadap Ekonomi Politik Internasional?

1 Maret 2024   12:10 Diperbarui: 1 Maret 2024   12:28 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik yang terjadi antara Israel-Palestine makin panas akibat serangan yang semakin bertubi-tubi dari pihak Israel. Akibatnya, munculah gerakan-gerakan yang dilakukan sebagai bentuk empati terhadap Palestine. Salah satunya adalah gerakan boikot terhadap produk-produk Israel ataupun produk yang berafiliasi langsung dan pro terhadap Israel. Selain atas dasar empati, boikot ini juga dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan-kebijakan serta serangan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestine.

            Kebijakan-kebijakan yang dimaksud antara lain adalah pembangunan pemukiman oleh Israel yang dilakukan di wilayah Palestine yang sudah diakui secara internasional. Selain itu, Israel juga menerapkan pembatasan terhadap akses sumber daya dan layanan yang penting bagi penduduk Palestine. Hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran hak asasi terhadap manusia. Pihak Israel juga sering kali memperlakukan penduduk Palestine secara tidak manusiawi. Serangan-serangan bersenjata pun juga kerap dilakukan oleh para tentara Israel. Akibatnya, banyak penduduk sipil yang terkena serangan dari darat maupun udara.

            Oleh karena sebab-sebab di atas, munculah gerakan boikot yang dilakukan oleh banyak negara dengan maksud dan tujuan memberi tekanan ekonomi kepada Israel. Namun, apakah boikot ini hanya berpengaruh terhadap perekonomian Israel? Apakah boikot ini juga berpengaruh pada ekonomi politik internasional? Dalam artikel ini akan dibahas mengenai dampak dari gerakan boikot terhadap bidang ekonomi politik internasional.

            Banyak perusahaan Israel dan juga perusahaan yang berafiliasi langsung dan berperan dalam perekonomian Israel masuk ke dalam list boikot yang dilakukan oleh banyak negara yang ikut serta menyuarakan kebebasan Palestine. Tidak sedikit dari perusahaan-perushaan ini mengalami kerugian yang signifikan pasca munculnya gerakan boikot Israel ini. Salah satu contoh yang mengalami boikot secara besar-besaran di berbagai negara adalah perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat yang berkontribusi dalam perekonomian Israel, yaitu McDonald's. McDonald's dianggap membantu Israel dengan memberikan dana dari hasil penjualannya. Selain itu, dugaan ini juga muncul dari suatu unggahan yang mana memperlihatkan bahw a McDonald's secar terang-terangan memberi support terhadap tentara Israel dengan memberi makanan gratis. Akibatnya, banyak yang memboikot perusahaan ini dengan berhenti membeli makanan-makanan cepat saji mereka.

            Gerakan boikot terhadap McDonald's ini mengakibatkan kerugian besar terhadap perusahaan tersebut. Terjadinya penurunan penjualan menjadi faktor utama anjloknya perusahaan ini. Negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim seperti Mesir telah melakukan boikot secara besar-besaran. Tidak hanya itu, negara seperti Indonesia dan Malaysia turut serta dalam gerakan boikot ini. Selain dari pendapatan, McDonald's juga mengalami kerugian terhadap saham. Adanya boikot ini memberi pengaruh yang negatif terhadap saham McDonald's. Munculnya reputasi yang buruk akibat boikot ini menyebabkan saham McDonald's menjadi anjlok. Para investorpun secara perlahan akan kehilangan kepercayaan dan mencabut sahamnya dari perusahaan ini.

            Tidak hanya McDonald's, gerakan boikot produk pro-Israel juga dialami oleh perusahan waralaba yang fokus utamanya menjual minuman kopi yaitu Starbucks. Perusahaan asal Amerika Serikat ini mengalami boikot kurang lebih dengan alasan yang sama seperti McDonald's. Starbucks diduga berafiliasi langsung dengan Israel sehingga namanya masuk ke dalam jajaran perusahaan yang diboikot. Selain itu, Starbucks juga secara terang-terangan menunjukan dukungannya terhadap Israel dan pro akan serangan-serangan yang dilakukan.

            Kerugian-kerugian yang dialami Starbucks, kurang lebih sama dengan kerugian yang dialami McDonald's. Banyak konsumen yang pada akhirnya meninggalkan perusahaan ini karena rasa kemanusiaan. Akibatnya menurunlah penjualan pada perusahaan ini sehingga mengalami kerugian besar. Waralaba asal Amerika Serikat ini diduga mengalami kerugian sebesar US$12 miliar yang tentu saja bukanlah jumlah yang sedikit.

Dalam bidang politik boikot ini membuat Israel semakin terisolasi dari negara-negara lain yang lebih pro terhadap Palestine. Negara-negara yang memiliki empati dan menjunjung kemanusiaan akan memperkuat isolasi politiknya terhadap Israel. Akibatnya munculah kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah Israel guna membuat suatu perubahan dalam sikap politik negara lain di kancah internasional. 

Gerakan boikot ini juga dapat meningkatkan kesadaran internasional mengenai isu konflik dua negara tersebut adalah suatu pelanggaran HAM berat dan dapat memancing diskusi untuk penyelesaian terhadap konflik ini.

            Gerakan boikot ini pun juga memberi reaksi terhadap pemerintahan negara-negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan Israel. Negara-negara inipun akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru sebagai respon terhadap gerakan boikot ini. kebijakan yang dimaksud bisa jadi seperti sanksi dan peraturan terhadap suatu organisasi atau golongan yang mendukung adanya boikot tersebut.

            Apabila boikot ini terus menerus dilakukan dan menjadi sukses, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan ekonomi secara internasional. Boikot ini dapat mengakibatkan pergeseran dalam hubugan ekonomi antar negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun