Mohon tunggu...
Sarung ireng
Sarung ireng Mohon Tunggu... Penulis - Riil

🏰Pp. Al-amien Ngasinan Kediri IAIN KEDIRI, jurusan Hukum Keluarga Islam "Jika kau mengatakan wanita itu lemah maka aku mengatakan wanita adalah Raja bukan Ratu"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Biarkan Gadget Meracuni Bibit of Change

9 Februari 2019   22:58 Diperbarui: 9 Februari 2019   22:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dekat-dekat ini orang-orang milenial yang sudah di fasilitasi gadget, kurang percaya jika hal-hal yang dia terima tidak dapat dirasio. Mungkin karena kurangnya pengetahuan atau karena doktrin barat yang sudah terserap  yang ia peroleh dari media sosial yang kebanyakan dari barat dan banyak menyasarkan juga. 

Karena sudah tua malu belajar dari guru langsung yang mempunyai keilmuan sambung sampai ke Rasulullah SAW dan akhirnya mencari guru lewat youtube, internet yang biasa disebut dengan mbah google. Sikap seperti ini sangat di sayangkan sekali padahal anjuran untuk menuntut ilmu tak mengenal usia bahkan sampai nanti ke liang lahat.

"Memang seiring perkembangan tekhnologi semakin canggih sangat bermanfaat untuk kehidupan jika digunakan untuk hal-hal yang positif. Misalkan untuk belajar tidak harus pergi ke perpustakaan membeli buku, tetapi dengan mengakses di internet dengan mengambil dari jurnal-jurnal dan bacaan-bacaan berupa pdf dan lain-lain. Tapi disamping itu juga berbahaya jika tidak bisa menggunakan teknologi dengan bijak" kata Bpk Zayad Abdur Rohman selaku dosen hukum IAIN KEDIRI disaat memberikan perkuliahan tentang zaman now. Banyak situs-situs yang merusak moral dan berbahaya, dan mirisnya di era sekarang anak kecil sudah pegang gadget, di warung dengan memesan secangkir kopi dan dua rokok utilan sebagai teman mainya. Pernah saya menjumpai 5 anak kecil yang kira-kira berumur kisaran 8-9 tahun yang masih SD kelas 4. Dengan wajah cengengesan dia datang ke warung dengan mententeng Hp android dengan tanpa sopan melewati orang tua yang sedang ngopi diwarung juga. Kulihat dia langsung memesan ke kasir "mbah, kopi 1 esteh 1" yang kebetulan penjualnya sudah berusia lanjut.

Kemudian dia mencari tempat diantara orang-orang dewasa yang tengah ngopi juga, wishh,, dengan lagak sok keren dia duduk tanpa menyapa orang disampingya langsung membuka hp "cah ki enek wong tuwek-tuwek gak ndue sopan belas i" kataku dalam hati dengan sedikit menggeleng-glengkan kepala. Belum sempat 1 menit duduk dengan tenang dia bertanya "pasword e piro mas?" kujawab dengan agak jengkel "pasword e wes ngaji urung" dia pun menjawab dengan agak emosi "tenanan aku mas, yowes tak takon dewe aku" dengan mulut menggumal menyebutkan nama hewan entah apa ucapnya aku tak menggubris haha. Setelah mendapatkan pasword langsung kutanya "arep lapo to dek yahmene wifian, iki sore wes ados gung? Wes asharan gung?" langsung disaut denga nada kesal "dulinan Mobile Legend mas, wayae ngerank kimau aku ngko selak ditingal koncoku" lalu dengan asyiknya bermain kutanya lagi sudah tidak dijawab. Dari sini bisa melihat peran orang tua sangat penting bagi anak-anak usia pertumbuhan yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain. Karena banyak yang tanpa terkontrol dari pengawasan orang tua yang bahkan lebih heranya lagi orang tuanya tidak paham mengenai internet.

Sehingga anak kecil bisa saja membohongi orang tuanya yang katanya belajar padahal kenyataaanya bermain game. Kan sangat miris dan kasihan demi game hal yang tidak amat penting sampai rela membohongi orang tuanya. Seharusnya penggunaan hp di batasi untuk anak-anak yang masih dalam pertumbuhan dan masih segar-segarnya otak untuk menerima pelajaran bukan malah di isi dengan game. Menurut ilmuan psikologi usia 7-12 adalah usia yang masih rentan terhadap sesuatu dan membutuhkan bimbingan penuh dari orang tua. Jika masih saja seperti ini mungkin bisa-bisa ditahun yang akan datang akan berganti nama dari  generasi penerus of change berubah menjadi generasi penerus of gamers.

Dari paparan diatas tentang pentingnya pengasuhan, bimbingan dari orang tua sangat berpengaruh bagi anak-anaknya kelak. Yang punya adek kecil ataupun anak mari  kita sayangi dengan progres kecil seperti pembatasan bermain gadget dan lebih banyak untuk memperhatikan dia dengan memberi kasih sayang penuh agar anak tidak mudah bosan berada di dekat kita. Salam..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun