2. Merumuskan Piagam Jakarta
- Sebagai bagian dari Panitia Sembilan, beliau turut serta dalam penyusunan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945.
- Piagam ini merupakan rancangan awal Pembukaan UUD 1945 yang memuat lima sila dasar negara, termasuk sila pertama yang berbunyi, "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".
- Dalam perumusan ini, beliau bersama dengan tokoh Islam lain berjuang agar nilai-nilai agama menjadi landasan utama negara.
3. Menerima kompromi demi persatuan
- Ketika Piagam Jakarta menimbulkan keberatan dari perwakilan Indonesia bagian timur, yang mayoritas non-Muslim, Abdul Kahar Mudzakkir menunjukkan jiwa negarawan yang besar.
- Meskipun ia dan tokoh Islam lainnya sempat mempertahankan rumusan sila pertama tersebut, mereka akhirnya bersedia menerima perubahan. Mereka setuju untuk menyederhanakan rumusan sila pertama menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" demi menjaga persatuan bangsa dan mencegah perpecahan.
- Sikap ini mencerminkan komitmennya pada persatuan, dan menjadi salah satu faktor penting yang melancarkan pengesahan Pancasila sebagai dasar negara yang dapat diterima oleh semua golongan.
4. Memberikan landasan spiritual
- Melalui perannya, Abdul Kahar Mudzakkir memastikan bahwa dasar negara Indonesia memiliki landasan spiritual yang kuat. Perubahan yang disepakati akhirnya tetap menekankan Ketuhanan sebagai prinsip fundamental.
- Hal ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang pejuang yang gigih, tetapi juga seorang kompromis yang bijaksana, yang berhasil menyumbangkan pemikiran agamanya demi kepentingan bangsa yang lebih besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!