"Enggak," Mas Rizky juga buru-buru melihat jam tangannya, "Oh aku juga sudah waktunya masuk. Rizky pergi juga ya, Pak." Mas Rizky juga mencium lembut tangan Bapak sebelum memelukku sambil berbicara lirih, "Terima Kasih, Thal. Sudah mau kuat." Aku cuma mengangguk kecil sambil terus menunduk.Â
Sial, aku dibuat menangis lagi. Aku dan Bapak kembali ke mobil untuk pulang. Saat aku merogoh tasku untuk mencari dompet, aku menemukan sepucuk surat yang dimasukkan kedalam amplop coklat kecil dengan sticker hati pink untuk perekatnya dan bertuliskan 'Surat Cinta Untuk Adikku.' Aku buru-buru membukanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!