Mohon tunggu...
HMJ Tadris Matematika UINMLG
HMJ Tadris Matematika UINMLG Mohon Tunggu... Guru - HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

https://tadrismatematika-uinmalang.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

TM-NEC | Di Balik Sebuah Kisah - True Story

24 Oktober 2020   19:49 Diperbarui: 25 Oktober 2020   07:54 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb : Pamarta Nusantara

Jawabku dengan rasa takut "Kan kemarin sudah ngantuk sekali, saya lupa menata buku. Dan hari ini bangunnya juga kesiangan sekali Bu.., Kenapa ibu tadi tidak membangunkan ku?"

"La tadi kan sudah aku bangunkan, tadi sebelum aku belanja kamu sudah saya bangunin, kamu juga jawab iya. Eh ternyata aku pulang belanja kamu masih belum apa-apa. Tadi sholat subuh apa enggak hayoo? " Tanya Ibu

"Ya sudah, tapi kesiangan" Jawabku dengan suara tipis-tipis sambil memasukkan buku ke tas.

Ibu terkejut sambil berkata "Kalau besok sholatnya masih saja kesiangan, minggu depan kamu tidur di rumah nenek saja biar ikut jama'ah subuh di masjid sama nenek."

Aku pun terdiam seribu bahasa tanpa ada satu kata pun yang terlontarkan dari mulutku disertai dengan wajah murung dan mbatin.

                Lalu ibu menyuruhku untuk segera berangkat sekolah. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 06:50 aku pun tergesa-gesa. Sambil menunggu kakak memanasi sepeda motornya aku memakai sepatu diselingi dengan sarapan pagi. Setelah itu aku pamit berangkat kepada orang tuaku. Di perjalan menuju sekolah, aku baru ingat tugas sekolah yang kemarin belum selesai. Dan hatiku berdeguk kencang, dan pikiranku terombang ambing tidak karuan.  Dengan jalanan macet yang awalnya untuk sampai kesekolah butuh waktu 10 menit jadi 20 menit. Aku sudah memiliki feeling aku pasti telat lagi. Karena gerbang sekolah ditutup pukul 07:10, sedangkan aku berangkat dari rumah pukul 06:55 belum ditambah dengan kemacetan yang terjadi.

                Pintu gerbang yang hampir ditutup pun sudah terlihat. Aku menyuruh kakakku menambah kecepatan motornya agar aku bisa mengejar gerbang yang hampir tertutup. Sesampainnya didepan gerbang ternyata pintu gerbang sudah ditutup rapat. Aku berdiri di depan pintu gerbang bersama beberapa teman yang juga telat. Kukira bentar lagi boleh masuk, ehh ternyata tidak diperbolehkan masuk sama tatibnya. Ya memang salah kita,karena berangkatnya kesiangan banget dan terlambatnya sudah gelombang ke-2. Lalu saya beserta teman-teman yang lain disuruh pulang oleh salah satu tim tatib, kami diizinkan untuk tidak memasuki kelas. Dan sekarang di depan pintu gerbang ini, aku terisak. Bagaimana tidak,nafasku terengah-engah mengikuti betapa cepatnya aku berlari. Namun langkahku sia-sia.

                Dalam keadaan menangis aku duduk di fotokopi depan sekolah sambil menunggu izin dari tatib untuk masuk. Namun bebrapa temanku laki-laki yang juga telat mereka memilih untuk pulang. Tetapi aku dan 2 teman perempuanku lebih memilih untuk menunggu izin dari tatib. Kami bertiga memikirkan cara bagaimana kita bisa tetap masuk sekolah. Sementara itu aku tetap menangis tidak ada habisnya. Lama-kelamaan kami nekat untuk masuk ke sekolah. Saat suasana halaman sepi tidak ada guru maupun penjaga. Bola mata kita menuju kesetiap sedut halaman sekolah untuk memastikan keamanan disaat kami masuk. Dirasa aman kami langsung lari secepatnya untuk pergi ke kelas kita masing-masing.

                Sesampainya di kelas hatiku tak tenang,aku masih melanjutkan nangisku yang belum puas tadi. Akhirnya aku berencana sama sekali tidak keluar kelas dan aku lebih memilih tidur di kelas untuk menghindari tim tatib. Namun,disaat ekspetasi tak sesuai realita aku pun tak berdaya. Saat pak Farhan mencari ku di kelas

"Pak Farhan Pak Farhan.." Kata teman-teman sambil ketakutan.

"Lohhh... haduu piyee iki rek.." Sambil jongkok di bawah meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun