Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tiga Alasan Kenapa Orang Indonesia Malas Baca Buku

7 April 2018   02:29 Diperbarui: 7 April 2018   10:53 12457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca buku belum menjadi budaya orang Indonesia (Sumber: bimba.aiueo.com)

Kita bisa berkaca dengan Negara Mesir, sebuah Negara yang terkenal maju pendidikannya di Timur Tengah khususnya di bidang keagamaan Islam. Mesir adalah Negara yang juga rendah minat baca masyarakatnya, walaupun begitu harga buku di Mesir sangatlah murah. Sehingga minat baca masyarakat Mesir yang awalnya rendah, semakin lama-semakin tinggi karena didukung dengan harga buku yang murah dan memudahkan masyarakatnya dalam memperoleh buku bacaan berkualitas.

ini sebagian kecil buku yang dimiliki oleh seorang Mahasiswa S1 asal Indonesia yang berkuliah di Mesir. (Sumber; Dokumentasi Pribadi)
ini sebagian kecil buku yang dimiliki oleh seorang Mahasiswa S1 asal Indonesia yang berkuliah di Mesir. (Sumber; Dokumentasi Pribadi)
Sebagai contoh, buku-buku bacaan bertema Keislaman yang beredar di sekitar Universitas Al-Azhar rata-rata dijual 10-30 ribu satu buahnya. Bahkan ada beberapa buku yang dijual sangat murah seperti buku Tafsir Al-Qurtuby yang berisi sepuluh jilid (sekitar 1000 halaman lebih) hanya dijual seharga 100 ribu rupiah saja di salah satu toko buku di Kairo. Sangat murah bukan?

Itu baru satu contoh buku yang penulis kemukakan, masih ada ribuan buku lainnya yang juga dijual sangat murah di negeri piramida ini.  Tak heran jika banyak pemuda Mesir yang sudah akrab dengan berbagai jenis buku sejak kecilnya, apalagi bagi para mahasiswa Mesir yang rata-rata memiliki pustaka pribadi di rumahnya. Tentu saja Faktor harga buku yang murah meriah membuat mereka tidak merasa berat untuk mengoleksinya.

Pemandangan salah satu Flat Mahasiswa Indonesia di Mesir, diisi oleh 6 Rak yang berisi sekitar 1000 buku (Sumber: dokumentasi pribadi)
Pemandangan salah satu Flat Mahasiswa Indonesia di Mesir, diisi oleh 6 Rak yang berisi sekitar 1000 buku (Sumber: dokumentasi pribadi)
Sedikit cerita, dua gambar diatas adalah pustaka yang berada di rumah penulis di Mesir, saking murahnya harga buku di Mesir, para mahasiswa bahkan memiliki perpustakaan pribadi di rumah masing-masing. Di rumah penulis sendiri, ada sekitar 1000 buah buku yang dimiliki oleh anggota rumah.

Mahalnya harga buku di Indonesia inilah yang menjadi salah satu sebab kenapa minat baca rakyat Indonesia menjadi rendah.

Kita mungkin bisa meniru Mesir dalam hal ini, sebab harga buku Mesir menjadi murah tak lepas dari dukungan pemerintah dan Universitas Al-Azhar yang memberikan subsidi kepada buku-buku penting terutama buku yang bertema Keagamaan agar bisa dibaca oleh masyarakat di semua golongan.

Minat Baca Orang Tua dan Guru yang Rendah

Kebiasaan membaca itu harus diciptakan dan tidak bisa datang dari sendirinya. Hal inilah kenapa banyak pemuda Indonesia saat ini tidak akrab dengan buku, yaitu tidak dikenalkan dengan buku sejak dini.

Sekali lagi sayang, mustahil orang tua bisa membiasakan anaknya dengan buku jika orang tua tersebut tidak suka membaca buku. Hal inilah mengapa minat baca yang rendah diturunkan dari generasi ke generasi

Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan literasi seorang anak kepada pihak sekolah, namun sebenarnya sang anak jauh lebih lama berada di rumah dibanding sekolah (kecuali jika anak nya sekolah di full day school) disinilah peran orang tua dalam membiasakan anaknya dengan buku.

Begitu juga di sekolah, seorang guru dituntut untuk menyelesaikan materi belajar sesuai dengan kurikulum dan akibatnya banyak para guru yang lupa memperkenalkan buku dan membaca kepada muridnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun