Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Gadis Tanpa Nama

5 Oktober 2017   03:53 Diperbarui: 5 Oktober 2017   13:38 1667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadis Tanpa Nama (Sumber: ThePicta.com)

Suatu ketika, aku merasa sangat ingin untuk menyapa nya, walau sekali atau paling tidak menanyakan nama nya da nasal nya untuk sekedar berbasa basi karena kita sesama orang Indonesia. Namun entah kenapa, rasa gengsi ku lebih besar daripada keinginan ku.

Aku juga heran, aku gengsi ini karena apa? Kadang aku pun tak mengerti dengan dirku sendiri. Pernah aku membaca artikel bahwa lelaki itu sangat pantang direndahkan, laki laki juga pantang kalah apalagi dengan perempuan. Apakah keegoisan alamiah seorang lelaki inilah yang membuatku gengsi dan merasa rendah ketika menyapa gadis itu?  Entahlah.

Suatu hari, seperti biasa aku bersemangat datang ke toko buku, tentunya dengan harapan bisa bertemu dan ditemani gadis itu lagi, walau kita tak saling mengenal, apalagi bertegur sapa.  Namun di hari itu gadis yang biasa nya hadir di toko buku itu tidak kelihatan, aku pun tetap membaca buku sembari berharap harap akan kedatangan nya. namun, tatkala azan ashar berkumandang, gadis itu masih belum datang, "tak seperti biasa nya" Gumamku. Akhirnya aku pulang ke rumah, ada sedikit rasa kesedihan di dadaku.

Semalaman aku bertanya tanya didalam hati, kemana gadis itu? Kenapa dia tidak datang hari ini? barangkali dia ada acara atau dia lagi sibuk kuliah, pikirku.  "ahhh kenapa sih aku mikirn gadis itu? Emang dia temen aku apa? Kenal aja engga, Bodoh banget kamu fiq" gumamku didalam hati.

Besok nya aku kembali datang, dan mulai membaca buku, seperti biasa penjaga toko buku itu, Abdullah menyapaku "ahlan ya Syeikh, ee Akhbaarak?" yg artinya " Selamat datang syeikh, apa kabarmu?" ucap nya dengan logat Khas Mesir. Setelah bercakap sebentar lalu aku mengambil satu buku yang dijadikan contoh buku untuk kubaca, contoh buku ini merupakan buku baru yang dirobek plastic nya agar calon pembeli bisa membaca sekilas apa yang ada dibuku tersebut, sebelum membeli nya.

Sampai azan ashar berkumandang, aku masih belum melihat gadis itu, aku pun gak konsen membaca buku, karena sibuk bertanya tanya di dalam hati, "kemana gadis itu?" akhirnya menjelang maghrib, aku menanyakan kepada Abdullah perihal gadis yang sering mampir di toko buku ini, Abdullah pun tertawa dan menggoda aku "eih dah? Enta bas'al hiya? Hiya miin? Habibatak?"  yg artinya "tumben kamu bertanya ttg gadis itu? Emang nya dia siapa nya kamu? Kekasih kamu ya?" ucap nya sambil tertawa.


Sontak aku malu, dan lansung berbalik arah keluar dari toko tersebut sambil sumpah serapah didalam hati, rugi aku bertanya kepada Abdullah, ucapku.

Keesokan hari nya, Abdullah meminta maaf kepadaku karena dia sudah membuatku malu kemarin, lalu dia mengatakan bahwa gadis yang sering membaca buku itu sama seperti aku, dia jarang membeli buku dan sering datang ke toko itu hanya untuk membaca saja. Namun Abdullah tidak melihat gadis itu lagi, barangkali dia sudah dapat toko buku yang lebih baik, pikirku.

Entahkenapa, ada sedikit rasa sedih dihatiku, padahal gadis itu bukan siapa siapa aku, namun kenapa ya aku merasa ada yang kurang tanpa kehadiran gadis itu? Kenapa ya aku sering kepikiran dia? Aku masih saja menafikan rasa hati ini terhadap gadis itu, aneh memang, kita hanya sering ketemu, tanpa berbicara bahkan tanpa mengenal sekalipun,  jadi mustahil jika aku jatuh cinta dengan dia, tegasku.

Esok hari nya, ketika kau membaca buku di toko, dari kejauhan aku melihat ada seorang gadis memakai baju  gaun panjang bewarna pink, dengan jilbab lebar plus kacamata yang dipakai nya, semakin dekat dan dekat, "itu dia gadis nya!" pekik ku didalam hati, jantungku berdebar dengan  kencang, hari ini dia datang kembali, setelah 4 hari tidak datang ke toko tersebut. dia terlihat berbincang dengan Abdullah, sambil sesekali aku melihat jari Abdullah menunjuk kea rah ku, sialan abdulah! Ucapku, mungkin Abdullah menyampaikan kepada gadis itu bahwa beberapa hari yg lalu aku bertanya perihal diri nya, aku liat wajah nya tersenyum, cantik.

Wajah ku merah padam, aku sangat malu, apalagi ketika gadis itu berbincang dengan Abdullah, uh nyesal bgt aku bertanya ke Abdullah kemarin itu, pikirku. Pada hari itu, gadis itu pulang lebih cepat, tatkala dia keluar, dia tersenyum kepadaku sambil membuka pintu toko, dunia seolah berhenti sesaat. Sampai sampai aku bengong beberapa detik hingga dia keluar, gadis itu tersenyum kepadaku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun