Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalah atau Menang, Moeldoko Telah Muncul sebagai Pendobrak, Pejuang, dan Pemimpin Baru

1 April 2021   05:57 Diperbarui: 2 April 2021   05:19 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, Ada juga yang menganggap Moeldoko di manfaatkan oleh para pendiri partai Demokrat kelompok yang berseberangan dan anti SBY seperti Marzuki Ali dan lain-lain untuk menghancurkan kuasa SBY.

Keempat, Memang Partai Demokrat menjadi lawan utama rezim Megawati dan Jokowi karena partai itu belum pecah karena kongresnya dapat mengaburkan mata lawan politik.

Kelima, Moeldoko ditarik sebagai Menteri karena dianggap memahami seluk beluk kekuasaan petinggi partai Demokrat.

Banyak interpretasi lain yang muncul dalam peristiwa kudeta partai Demokrat tersebut, tapi ada nilai positif dalam momentum tersebut sebagai pelajaran sangat mahal bagi penguasa politik di negeri ini.

Maka sudah sewajarnya  rakyat perlu melihat dalam kacamata positif untuk pengalaman demokrasi di negeri ini, karena kekuasaan cenderung korup dan terbawa pada tempat yang sempit dan yang melakukan protes cenderung diam dan ketika ada yang tampil sebagai pemimpin yang dipercaya maka mereka akan melawan.

Beberapa hal positif dari peristiwa tersebut menjadi pendidikan penting bagi politik rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :

Pertama, hikmah yang besar bagi pimpinan partai politik untuk memenuhi syarat kepemimpinan secara adil dan demokratis atas hak-hak politik para kadernya secara khusus dan masyarakat secara umum dimana beban tanggung jawab ini harus ditempatkan dipundak pemimpin partai politik.

Kedua, Terjadi perubahan dalam sistem berdemokrasi Indonesia khususnya terhadap pengelolaan partai politik yang lebih transparan tidak perlu selalu kaku dimana para kadernya hanya menjadi anak buah atau pengikut setia tokoh dan pemimpin politik secara kharismatik.

Ketiga, Peristiwa ini juga menjadi pelajaran penting bagi rakyat Indonesia agar dalam penempatan pemimpin partai politik supaya menjauh dari sistem kepemimpinan feodal yang merupakan peninggalan sistem penjajahan dimasa lalu.

Keempat, Peristiwa ini juga telah mampu membedah partai politik yang kelihatannya begitu kuat ternyata begitu rapuh di dalamnya, dimana kader dan pendirinya dapat dibelah dengan mudah oleh pengaruh seorang pemberani yang bernama Moeldoko.

Kelima, Partai Demokrat yang pernah menjadi partai pemenang pemilu tentunya harus melakukan introspeksi agar kelemahan dalam kekaderan dan kesetiaan para petinggi dan para pendirinya untuk menempatkan perustiwa ini sebagai evaluasi yang cukup mahal harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun