Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalah atau Menang, Moeldoko Telah Muncul sebagai Pendobrak, Pejuang, dan Pemimpin Baru

1 April 2021   05:57 Diperbarui: 2 April 2021   05:19 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Jawapos.com

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Moeldoko sebelumnya tidak diperhitungkan dalam kepemimpinan politik nasional untuk masa yang akan datang, sebagaimana nama Gatot Nurmantio, Anis Baswedan, Ganjar Pranowo, dan beberapa nama lain yang sudah melekat dalam politik Indonesia. Imagenya seorang Moeldoko sebatas staf atau sebatas menteri dalam ranah kepemimpinan nasional yang tenang dan bersahaja.

Namun setelah berani bersikap untuk tampil sebagai pemimpin partai Demokrat image terhadapnyapun mulai berbeda. Karena tidak banyak orang yang berani bersikap dalam politik untuk menghadapi tekanan, resiko politik atau melakukan sesuatu gerakan untuk perubahan apalagi terhadap partai politik yang besar.

Sebelumnya saya memperhitungkan kudeta terhadap partai Demokrat tidak mungkin bisa dilakukan, apalagi oleh orang diluar para petungginya. Kemudian saya juga tidak yakin seorang Moeldoko akan berani melakukan semua agenda politik yang dianggap kontroversial tersebut.

Tetapi ternyata dugaan sebahagian  besar orang keliru, dimana kudeta dalam partai Demokrat benar-benar dilakukan dengan pertaruhan nama Moeldoko dan jabatannya sebagai seorang menteri yang membawa nama baik atau buruk terhadap pemerintah Jokowi.

Sebenarnya pekerjaan politik seseorang itu tidak pernah rugi, apakah nilainya baik atau buruk dalam image dimata rakyat, namun yang paling penting adalah membawa perubahan dalam masyarakat dan ada harapan bagi rakyat banyak untuk merubah prilaku politik petinggi partai politik di negeri ini yang melakukan praktek oligarkhi terselubung dalam kelompok atau keluarganya.

Selama ini sistem politik yang kaku seakan langit-langit dalam politik akan sulit diubah dan tidak ada yang berani mendobrak. Tetapi dengan cara yang berlaku dalam politik Indonesia sekarang sebagaimana terjadi pada partai Demokrat akan membuat para pemimpin dan petinggi partai harus benar-benar perhatian dan serius dalam pengurusan partai politik dan menghormati hak-hak politik rakyat.

Peristiwa tersebut yang opininya debatable dan penuh pertanyaan bahkan ada yang menganggapnya aneh dalam dinamika perkembangan partai politik dimasa konstitusi negara yang sudah di amandemen hingga empat kali untuk pembangunan demokrasi Indonesia.

Orang-orang yang memahami demokrasi secara benar sudah pasti kurang suka melihat perlakuan Moeldoko terhadap partai Demokrat. Karena itu kebiasaan dalam dunia politik kita akan muncul berbagai interpretasi terhadap suatu peristiwa politik apalagi terhadap partai politik langsung.

Misalnya,
Pertama, Ada skenario mengambil alih paksa partai berbau rezim yang berbeda, dimana pemerintah Jokowi sedang melaksanakan sistem otoriter.

Kedua, Ada skenario politik mengangkat popularitas Ketua Umum partai Demokrat untuk layak sebagai calon presiden karena Moeldoko sebagai petinggi dimasa rezim SBY.

Ketiga, Ada juga yang menganggap Moeldoko di manfaatkan oleh para pendiri partai Demokrat kelompok yang berseberangan dan anti SBY seperti Marzuki Ali dan lain-lain untuk menghancurkan kuasa SBY.

Keempat, Memang Partai Demokrat menjadi lawan utama rezim Megawati dan Jokowi karena partai itu belum pecah karena kongresnya dapat mengaburkan mata lawan politik.

Kelima, Moeldoko ditarik sebagai Menteri karena dianggap memahami seluk beluk kekuasaan petinggi partai Demokrat.

Banyak interpretasi lain yang muncul dalam peristiwa kudeta partai Demokrat tersebut, tapi ada nilai positif dalam momentum tersebut sebagai pelajaran sangat mahal bagi penguasa politik di negeri ini.

Maka sudah sewajarnya  rakyat perlu melihat dalam kacamata positif untuk pengalaman demokrasi di negeri ini, karena kekuasaan cenderung korup dan terbawa pada tempat yang sempit dan yang melakukan protes cenderung diam dan ketika ada yang tampil sebagai pemimpin yang dipercaya maka mereka akan melawan.

Beberapa hal positif dari peristiwa tersebut menjadi pendidikan penting bagi politik rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :

Pertama, hikmah yang besar bagi pimpinan partai politik untuk memenuhi syarat kepemimpinan secara adil dan demokratis atas hak-hak politik para kadernya secara khusus dan masyarakat secara umum dimana beban tanggung jawab ini harus ditempatkan dipundak pemimpin partai politik.

Kedua, Terjadi perubahan dalam sistem berdemokrasi Indonesia khususnya terhadap pengelolaan partai politik yang lebih transparan tidak perlu selalu kaku dimana para kadernya hanya menjadi anak buah atau pengikut setia tokoh dan pemimpin politik secara kharismatik.

Ketiga, Peristiwa ini juga menjadi pelajaran penting bagi rakyat Indonesia agar dalam penempatan pemimpin partai politik supaya menjauh dari sistem kepemimpinan feodal yang merupakan peninggalan sistem penjajahan dimasa lalu.

Keempat, Peristiwa ini juga telah mampu membedah partai politik yang kelihatannya begitu kuat ternyata begitu rapuh di dalamnya, dimana kader dan pendirinya dapat dibelah dengan mudah oleh pengaruh seorang pemberani yang bernama Moeldoko.

Kelima, Partai Demokrat yang pernah menjadi partai pemenang pemilu tentunya harus melakukan introspeksi agar kelemahan dalam kekaderan dan kesetiaan para petinggi dan para pendirinya untuk menempatkan perustiwa ini sebagai evaluasi yang cukup mahal harganya.

Keenam, Bagi rakyat Indonesia sudah seharusnya dapat membuka mata bahwa dalam partai politik yang kelihatan establishpun dapat dibuat kocar-kacir oleh pejabat dan para petinggi serta pendiri ketika diantara mereka telah saling tidak menghargai dan menghormati sesamanya.

Ketujuh, Kader partai politik sebagaimana kader partai Demokratpun banyak yang terposisikan dalam pilihan hidup yang terbaik bagi dirinya, tidak melulu mengabdikan dirinya kepada pimpinan yang meski kharismanya bagai dewa. Tetapi selama ini belum menemukan kesempatan yang terbuka. Ketika kesempatan itu ada maka sebahagian besar memilih bertentangan dengan sistem kepemimpinan tersebut.

Kedelapan, Peristiwa kudeta di partai Demokrat menunjukan bahwa pembinaan kader oleh pemimpin partai tersebut yang jauh dari nilai kematangan terutama dalam demokrasi, sehingga mereka masih sebatas mencari "Tuan" yang adil dalam sistem kepemimpinan politiknya.

Kesembilan, Orientasi kekuasaan SBY dalam keluarga mungkin saja sudah lama terjadi namun kelompok yang melakukan perlawanan sebelumnya belum cukup kuat dan saat yang tepat Moeldoko diyakini memiliki kesanggupan untuk melawan dan memimpin.

Kesepuluh, Moeldoko dan kawan-kawan berpeluag besar membentuk partai politik favorit baru bagi rakyat Indonesia jika peluang menang dalam kudeta ini semakin sempit. Karena pendiri Demokrat sudah memilih bersamanya dan memilih berlawanan total dengan SBY.

Masih banyak yang bisa terjadi dalam kajian politik namun yang utama dapat diambil manfaat secara positif dalam kontribusi politik Indonesia adalah Moeldoko sudah tampil sebagai pahlawan bagi kelompok politik yang merasa terdhalimi dalam kekuasaan SBY dan Moeldoko telah muncul sebagai sosok calon pemimpin baru yang berani mendobrak kekuasaan besar SBY yang mengakar dalam partai Demokrat apalagi selama sepuluh tahun sebagai presiden RI.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun