Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Aliran Pesawat Capung, Nasionalis Pesawat Hercules, Freedom Party Jet

24 Februari 2021   09:33 Diperbarui: 5 April 2021   09:48 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari begitu banyak partai politik kita dapat membagi partai politik dengan kualifikasi jenisnya enginenya, ada juga yang membagi dengan sifat partai politiknya tetapi sederhananya kita hanya menganalisa jenis partai di negeri kita dan harapan jenis partai politik masa depan ketika wawasan politik sosial berubah.

Sebenarnya partai politik itu sama saja dengan tahapan perkembangan teknology. Ada yang masih menggunakan peston, injeksi dan ada partai yang paling canggih penggeraknya meski masyarakat belum semua memahaminya. Karena biasanya masyarakat kita masih kabur dalam membedakannya. Letak perbedaan hanya pada bantuan yang sampai kepada mereka.

Itulah maka kreafitas para pemimpin politik kita masih lemah, mereka tidak bisa membangun dan mengkordinasikan kepada masyarakat tentang kecanggihan masin partai politiknya. Sehingga masyarakat yang maju sudah menggunakan mesin jet, sementara masyarakat kita masih saja lalai dengan pesawat capung.

Namun kita akan bagi partai politik dalam jenis enginenya atau kecanggihannya. Karena partai politik yang canggih tidak mungkin digunakan oleh masyaraakat tertinggal. Lalu kenapa kita harus membahasnya? Karena kita menuju masa depan maka perlulah kita membahasnya agar rakyat tidak terjebak dengan jenis partai kuno yang tidak bisa memberi harapan untuk perubahan nasib pemilihnya.

Partai Nasionalis

Partai nasionalis adalah jenis partai yang menawarkan ideology pada orientasi penguatan nasionalisme atau batasan-batasan dalam ruang gerak mereka diikat dengan rambu-rambu nasionalis, sehingga mereka menjadi begitu kaku dengan landasan tersebut. Misalnya NKRI harga mati, tidak ada pilihan sistem dan bentuk negara diluar negara kesatuan, meskipun diketahui ada bentuk negara lain yang lebih cepat memberi kesejahteraan kepada masyarakat.

Partai politik nasionalis ini hanya melakukan aktivitas, membina konstituennya tanpa membawa secara total teology dalam pengajaran politiknya. Mereka tidak hanya bergerak dalam labirin yang dibatasi landasan hukum dan konstitusi negaranya. Nilai-nilai agama hanya menjadi milik individu anggota partai politik itu. Sehingga dalam aktivitasnya hanya memandang negara dan konstitusinya. Maka jika oknum kadernya melakukan prilaku korupsi dan amoral tidak akan besar pengaruhnya kepada partai politik.

Partai jenis ini lebih menguntungkan ditengah kehidupan masyarakat berkembang. Bahkan di Indonesia partai jenis ini akan menjadi juara pemilu dalam setiap pemilu meski reputasi opininya buruk tetapi pemilihnya selalu lebih banyak dari partai jenis aliran. Maka seburuk apapun partai nasionalis tetap saja establis karena mereka melakukan politik pragmatis yang berorientasi pada tujuan bernegara dengan kepentingannya.

Partai Politik Aliran

Partai politik aliran adalah partai politik yang didirikan dengan mengeksploitasi agama atau budaya masyarakat guna meraih dukungan emosional masyarakat dominan. Partai jenis ini membangun partainya dengan organisasi yang berafiliasi dengan agama atau budaya sebagaimana NU dan Muhammadiyah di Indonesia.

Dimasa lalu sebahagian besar pemimpin politik mempunyai pola pikir demikian untuk mengikat masyarakat dalam partai politik sehingga ada kesan dalam politik bahwa aktivitas perjuangan  partai tersebut adalah bahagian daripada ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun