Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tabungan Haji Identitas Generasi Muda Islam Masa Depan

9 Oktober 2020   19:41 Diperbarui: 9 Oktober 2020   20:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ibadah.co.id

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Melaksanakan ibadah Haji adalah Rukun Islam kelima bagi pemeluk agama Islam. Meski diwajibkan bagi mereka yang mampu namun bsgi ummat Islam telah menjadi kewajiban yang tidak lagi mempermasalahkan mereka mampu atau tidak.

Justru karena itu maka daftar antri masyarakat yang mendaftar haji begitu padat bahkan telah memenuhi kuota hingga beberapa tahun kedepan. Besarnya animo masyarakat yang mendaftar untuk menunaikan ibadah ini membutuhkan persiapan mereka sejak dini.

Salah satu persoalan mendasar dalam melaksanakannya adalah tempat penyelenggaraan ibadah yang jauh yakni di Kota Mekkah negara Arab Saudi. Karena jarak itulah yang memberi dispensasi bahwa hanya mereka yang mampu dapat melaksanakannya, dimana warga Islam yang sudah bisa membebaskan diri dari keterikatan dengan anak balita, dan tanggung jawab lainnya.

Salah satu kendala utama adalah kalangan masyarakat yang dihadapkan dengan kemampuan keuangan dalam hidupnya, padahal banyak alternatif yang bisa dipilih ketika seseorang berniat dan merencanakan pelaksanaan penyempurnaan rukun Islam dalam hidupnya.

Suatu keluarga bisa saja orang tua mempersiapkan tabungan haji bagi anak-anaknya sejak mereka masih bayi. Dengan rentang waktu dari bayi hingga dewasa mereka dapat menyisakan uang setorannya hanya dengan uang jajan anak-anaknya. Namun penyimpanan uang itu akan lebih efektif di bank daripada di celengan dirumah. Karena dengan memyimpan dalam tabungan haji pada bank uang itu tidak akan terambil semudah di penyimpanan di rumah.

Membudayakan Tabungan Haji

Namun bagi kalangan milenial yang bersahaja dapat mempersiapkan biaya Haji untuk dirinya sejak dini. Karena dengan mempersiapkan biaya ini mereka akan menjadi indikator sebagai generasi muda Islam mandiri yang keren dan ini dapat menjadi indikasi seseorang muda-mudi yang merencanakan kehidupannya yang sangat baik.

Pada waktunya semangat kebijakan generasi muda Islam ini dapat tumbuh menjadi budaya yang dapat meningkatkan produktifitasnya, mereka akan berlomba untuk menunjukkan identitas diri sebagai milenial Islam yang beriman dan menjadi contoh bagi generasi muda di seluruh negeri ini.

Dengan semangat menabung untuk haji sejak dini maka pelaksanaan ibadah haji bagi ummat Islam tidak lagi menjadi kendala klasik, mereka bisa saja memenuhi harapannya dengan mengatur jadwal untuk kesiapannya menunaikan ibadah rukun Islam tersebut.

Kebijakan yang Menguntungkan

Bagi pemerintah dalam menggalakkan Haji pada milenial ini suatu ketika bisa saja melonggarkan dengan sistem roker atau pertukaran peserta haji hanya dengan menerapkan nomor urutan haji dan tahun keberangkatan tanpa harus mengatur dengan identitas yang fixed.

Tentunya butuh kerjasama yang baik dengan lembaga keuangan seperti perbankan, dengan begitu pelaksana akan mudah mengatur data-data dalam kebijakan pelonggaran dimaksud. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi kalangan masyarakat, mereka bisa melepaskan jadwal kepada peserta lain jika mengalami kendala dalam pemberangkatan.

Dengan kemajuan teknology dewasa ini tentu saja hal ini dapat dilakukan secara mudah meski belum terimplementasi. Namun pada waktunya nanti jadwal dan tabungan haji akan bergeser ke ranah yang lebih elegan dan tabungan haji akan berdaya guna lebih menguntungkan pesertanya.

Bila hal ini terlaksana maka tabungan haji tersebut bisa bernilai dua kali lipat dari jumlah tabungan itu sendiri. Misalnya seseorang yang memiliki tabungan haji dan memiliki kuota dan jadwal pelaksanaanya. Jika mereka mengalami kendala mereka dapat mengajukan kepada panitia penyelenggara beberapa bulan sebelumnya. Kemudian panitia bisa meroker atau melelang jadwal itu dengan harga yang tidak merugikan peserta dimaksud. Tentu pasti ada saja mereka yang ingin melaksanakan ibadah haji meski tanpa persiapan dan ada juga warga masyarakat yang melaksanakan ibadah ini berulangkali.

Dinamika dalam penyelenggaraan ini tentunya dapat menjadi daya tarik suatu ketika tentang ikhwal penyelenggaraan haji. Dimana peserta akan menjadi lebih aman dan menguntungkan dalam membuka tabungan haji dimaksud. Semoga!!

Sekian
*****

Penulis adalah pemerhati sosial dan politik berdomisili di Aceh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun