Mohon tunggu...
Taohids
Taohids Mohon Tunggu... Freelancer - Sopir truk

Saya bukan siapa-siapa. hanya gelandangan internet yang suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebab Terorisme Tidak Bisa Hilang di Indonesia

16 November 2019   18:45 Diperbarui: 16 November 2019   18:53 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menghilangkan terorisme di Indonesia itu memang sulit, harus ada banyak pihak yang terjun ke dalamnya. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, masyarakat juga harus punya kesadaran untuk ikut berpartisipasi. Jika tidak, aksi terorisme hanyalah mimpi buruk yang akan dirasakan oleh anak cucu kita kelak.

Masalahnya sekarang adalah masih banyak penyangkalan terhadap aksi terorisme ini, terutama dari umat Islam. Kenapa saya mengaitkan terorisme dengan Islam?  Karena ini kunci utamanya. 

Jika kita melihat kenyataan begitu masifnya ceramah-ceramah provokatif seperti dalam video ini, maka umat Islam harus mengakui jika ada ulama-ulama yang mengatas namakan Islam mengajarkan jemaahnya untuk menjadi teroris. Terlepas mereka itu dari golongan mana atau madzhab mana, yang jelas, mereka yang selalu menebar teror di Indonesia adalah Mujahid Islam.

Jadi dengan fakta-fakta yang ada, stop pura-pura tidak tahu atau menyangkal itu bukan Islam, apa lagi menuduh pihak lain sebagai kambing hitam. Karena jika umat Islam bersikap seperti ini terus, kita tidak akan pernah menemukan sumber penyakitnya. Dan selama sumber penyakitnya tidak diketahui atau malah disamarkan dengan penyangkalan-penyangkalan, dokter manapun tidak akan pernah bisa menyembuhkanya. 

Penyakit radikalisme akan tetap ada, dan selama itu pula Islam akan terus dianggap sebagai agama teroris. Dan saya sebagai muslim, sangat keberatan dengan itu.

Pengakuan tidak akan mencemarkan nama baik agama Islam, karena semua orang mengerti jika pelaku terorisme itu oknum agama Islam. Orang lain paham jika itu dilakukan oleh sel-sel Islam garis keras, Islam radikal, bukan Islam secara global. Kalaupun lantas ada orang non Islam yang menganggap Islam agama teror secara keseluruhan, maka bisa dipastikan mereka adalah segelintir non muslim garis keras, non muslim radikal. Sama seperti Islam radikal yang menganggap semua non muslim adalah musuh yang harus dilawan.

Setelah kita semua mengerti dan sadar sumber penyakit terorisme itu siapa, ini akan lebih mudah mengatasinya. Pemerintah sudah tahu ini sejak awal-awal, makanya Densus 88, BIN, terus menekan, terus menyisir, terus menangkap siapa saja yang terindikasi berafiliasi dengan terorisme. Lalu apakah terorisme menjadi hilang? Tidak.! Mereka bukan orang tolol, mereka tahu bagai mana cara berkembang, menyerang dan bertahan. Mereka menanam, mengolah, dan menuai bibit-bibit radikalisme secara militan melalui ceramah di mesjid-mesjid, di kampus, di sosmed, di ASN, dan sebagainya.

Disinilah urgensi kerja sama semua pihak, untuk membantu pemerintah agar lebih efektif dalam mengatasi perkembangan terorisme secara dini. 

MUI seharusnya bisa mempersempit ruang gerak ulama-ulama radikal ini. Caranya bisa dengan menghimbau, menganjurkan, atau bila perlu mencekal kegiatan ceramah mereka. Bukan malah menyangkal, mengambing hitamkan, lalu diam. Dan kita sebagai umat, bisa membantu pemerintah dengan cara menjauhi ceramah-ceramah provokatif seperti itu. 

Dan yang paling penting, cobalah untuk kembali mencintai negeri ini secara utuh.  Jika kita selalu masa bodoh dengan terorisme dan radikalisme, apa yang akan kita wariskan pada anak cucu kita nanti? Puing-puing bangunan yang diledakan? Monumen nama-nama korban bom bunuh diri? Pilihan ada ditangan kita sekarang..

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun