Mohon tunggu...
Tanwirotul Afidah
Tanwirotul Afidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKn BTV III UNEJ

" dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)...." (al-An'aam: 59)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maksimalkan Pembelajaran Daring, Mahasiswa KKN UNEJ Dampingi Guru SD dalam Pemanfaatan Platform Media Online

26 Agustus 2021   18:56 Diperbarui: 26 Agustus 2021   19:02 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar 1. Wawancara Mahasiswa Univeritas Jember dengan Salah Satu Guru Sekolah dasar  (Dokpri)

Masa pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari satu tahun telah menyebabkan banyak perubahan dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk pendidikan. Adanya pandemi memaksa munculnya sistem pembelajaran daring, yaitu seluruh kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah secara online. Kondisi tidak terduga seperti ini menyebabkan kebingungan dari berbagai pihak, khususnya tenaga pengajar atau guru. 

Meskipun telah berjalan lebih dari setahun, namun beberapa bahkan sebagian besar guru terutama di desa belum mampu menyesuaikan diri dan belum menemukan sistem atau metode pembelajaran daring yang efektif agar pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.

Situasi pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap guru dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Namun, kurangnya awareness terhadap penggunaan sarana pendukung pembelajaran daring baik itu alat maupun software seperti Google Meet, Google Form, dan lainnya membuat guru berinisiatif untuk menggunakan Wa Group sebagai satu-satunya media proses belajar mengajar secara daring. 

Segala hal terkait pembelajaran seperti presensi, pemberian materi dan tugas, pengumpulan tugas, perijinan, dan lainnya dilakukan melalui Wa Group tersebut. Sistem tersebut telah berjalan lebih dari setahun selaras dengan kondisi pandemi yang ada. Namun, pembelajaran yang hanya berbasis Wa Group dianggap belum mampu memaksimalkan proses pembelajaran secara daring.

Kondisi ini menarik perhatian seorang mahasiswa Universitas Jember yang sedang melaksanakan KKN Back To Village untuk ikut andil dalam upaya memaksimalkan pembelajaran daring dengan mendampingi guru untuk menerapkan beberapa metode baru yang lebih efektif. Mahasiswa tersebut memutuskan untuk mendampingi seorang guru sekolah dasar di desa sebagai sasaran program kerjanya.

Ibu Eli Fitria atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bu guru Eli, merupakan salah satu guru yang merasakan dampak dari kebijakan pembelajaran daring. Pada saat dilakukan wawancara, guru tersebut menceritakan berbagai keluhan yang dialami selama proses pembelajaran daring yang telah berjalan lebih dari setahun hingga saat ini.

"Banyak dek, apalagi saya kan kurang mengerti tentang teknologi gitu, selain itu juga saya tidak memiliki laptop, jadi terasa makin sulit. Mau ga mau saya hanya memanfaatkan grup WA untuk pelaksanaan pembelajaran, semua ada di grup itu" ungkap Ibu Eli.

Pembelajaran yang hanya berbasis WA dinilai dan dirasa kurang efektif oleh guru itu sendiri maupun siswa dan orangtuanya. Pasalnya, banyak orang tua dari siswa sekolah dasar yang menyampaikan berbagai keluhan pada guru sehingga menambah beban dan tekanan untuk guru.

Hal ini menambah keprihatinan mahasiswa UNEJ tersebut yang kemudian memantapkan diri untuk menawarkan berbagai metode baru yang dapat guru manfaatkan meskipun hanya mengandalkan handphone, seperti penggunaan Google Meet dan Google Form. Kedua platform online tersebut sejauh ini dapat dikatakan mudah digunakan dan sangat bermanfaat bagi keberlangsungan pembelajaran secara daring agar dapat maksimal.

Gambar 2. Mahasiswa Univeritas Jember Menjelaskan Program Kerja yang Akan Dilaksanakan (Dokpri)
Gambar 2. Mahasiswa Univeritas Jember Menjelaskan Program Kerja yang Akan Dilaksanakan (Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun