Mohon tunggu...
Tanty Indrayanty
Tanty Indrayanty Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kriminologi

Hai saya mahasiswa Kriminologi Universitas Budi Luhur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perspektif Gender dan Feminisme

27 Juni 2019   11:50 Diperbarui: 27 Juni 2019   12:15 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terpilihnya Bill Clinton, seorang pro-feminist menjadi presiden Amerika Serikat di tahun 1992 menandai berakhirnya rejim patriarkat Reagan dan Bush di Amerika Serikat, dan menjadi momen saat pemerintah memerhatikan isu-isu perempuan dalam program kerjanya. 

Tidak hanya di Amerika Serikat, pemerintah di Negara Inggris, Australia, Norwegia dan Irlandia juga mulai mengangkat isu-isu perempuan dan memberikan kesempatan bagi para perempuan untuk berkecimpung di dunia pemerintahan yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki.

  • Pembahasan

pendekatan teoritis utama pada gender atau feminisme, yaitu sebagai berikut:

  •  Feminisme liberal memiliki hirauan utama yaitu hak-hak yang sama bagi laki-laki dan perempuan dengan adanya kebebasan dan kebahagiaan manusia perorangan. 

  • Aliran feminisme Liberal berakar dari filsafat liberalism yang memiliki konsep bahwa kebebasan merupakan hak setiap individu sehingga ia harus diberi kebebasan untuk memilih tanpa terkekang oleh pendapat umum dan hokum. Akar teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraan rasionalitas.

  • Feminisme marxis/sosialis menggambarkan posisi rendah perempuan dalam struktur ekonomi, sosial, dan politik dari sistem kapitalis, serta adanya analisis patriarki (pemusatan pada laki-laki). Fokusnya adalah kapitalisme dan patriarki menempatkan perempuan pada posisi yang tidak istimewa. 

  • Mereka berpendapat bahwa penghapusan sistem kapitalis merupakan cara agar perempuan mendapat perlakuan yang sama. Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya, sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi. 

  • Status perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaan pribadi (private property) kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). 

  • Feminisme sosial muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme, dan tetap tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Feminisme sosial menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan.

  • Feminisme radikal mengembangkan feminis yang lebih nyata dan lebih merdeka sepenuhnya sehingga dapat mencegah penyubordinatan gender pada agenda tradisional. Oleh karenanya mereka menolak setiap kerjasama dan menjalankan langkah praktis dan teoritis untuk mengembangkan analisis gender. 

  • Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki (sistem yang berpusat pada laki-laki). Pada pokoknya, aliran ini berupaya menghancurkan sistem patriarki, yang fokusnya terkait fungsi biologis tubuh perempuan.

  • Feminisme Teologis. Teori ini dikembangkan berdasarkan paham teologi pembebasan yang menyatakan bahwa sistem masyarakat dibangun berdasarkan ideologi, agama, dan normanorma masyarakat. mereka berpendapat bahwa penyebab tertindasnya perempuan oleh laki-laki adalah teologi atau ideologi masyarakat yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki (subordinasi).

  • Ekofeminisme. Aliran ini merupakan jenis feminisme yang meyalahi arus utama ajaran feminisme, sebab cenderung menerima perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

  • Ekofeminisme mengkritik pemikiran aliran-aliran sebelumnya yang menggunakan prinsip maskulinitas (ideologi untuk menguasai) dalam usaha untuk mengakhiri penindasan perempuan akibat sistem patriarki (KERANGKA STUDI FEMINISME (Model Penelitian Kualitatif tentang Perempuan dalam Koridor Sosial Keagamaan), Abdul Karim,2014,hal.64-66).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun