Mohon tunggu...
Tanti Febriani
Tanti Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030003

Gotta play safe no face no case

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bak Mahkota Dunia, Senja Jingga di Bentang Timur Gunung Prau

8 Juni 2022   00:55 Diperbarui: 8 Juni 2022   00:59 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Camping di Gunung Prau (Dokpri. Febri)

Mahkota DuniaSenja Jingga di Bentang Timur Gunung Prau

Sudah bukan hal yang mengejutkan lagi bahwa Indonesia menjadi negara dengan keindahan  alam memukau dan selalu menjadi incaran banyak wisatawan mancanegara. Tak hanya wisatawan biasa, melainkan banyak dari mereka  para aktris juga pesohor dunia terrtarik akan pesona yang dimiliki negara khatulistiwa ini. Hal ini bisa dijadikan sebagai nilai jual bagi objek wisata di indonesia.

Indonesia dikenal dengan penyebaran pulaunya, terpsah dan terbelah dengan lautan, menjadi karakteristik negara dengan ke eksotisan alam yang dimilikinya. Berbicara mengenai wisata Indonesia, gunung menjadi icon yang sangat menonjol untuk bisa dinikmati keindahannya.

Langit jingga di garis barat Gunung Prau

Jawa tengah, provinsi yang memiliki sederet tempat eksotis untuk dapat menyaksikan panorama sinar senja. Semuanya terlihat begitu indah dengan menawarkan pesona yang berbeda beda. Salah satu tempat yang selalu menjadi tempat tujuan, bahkan menyuguhkan pesona langit jingga terbaik di Jawa Tengah.

Gunung Prau, gunung yang terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng ini sering disebut sebut memiliki pesona golden rise terbaik. Bagaimana tidak, surya yang muncul dari peraduannya disambut dengan gagah oleh alam. Menjadi tak heran jika gunung dengan ketinggian kurang lebih 2.565 Mdpl ini merupakan lokasi terbaik menyaksikan senyuman senja yang terbit dan tenggelam dengan anggunnya.

Gunung ini terletak di lima kabupaten dan sekaligus menjadi pembatas masing masing kabupaten, yaitu kabupaten Wonosobo, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Banjarnegara. Basecamp pendakian Gunung Prau ini terdapat enam titik resmi yakni Basecamp Dieng, Kalilembu, Patakbanteng, Dwarawati, Igirmranak, dan Wates.

Dari ke enam titik basecamp tersebut, jalur pendakian yang paling favorit adalah jalur via Patak Benteng. Mengapa tidak, dari kawasan ini rute pendakian ke Gunung Prau menjadi jauh lebih singkat daripada melewati basecamp lainnya. 

Selain itu jalur ini lebih dekat dengan puncak Gunung Prau. Bagi pendaki yang melewati jalur Patak Benteng ini hanya butuh waktu sekitar dua hingga dua setengah jam dari Basecamp. Jarak yang ditempuh pun lumayan pendek dari jalur lainnya, sekitar empat kilometer.

Biasanya banyak pendaki yang menggunakan jalur ini karena dirasa tidak perlu memutar dan menguras tenaga. Namun, jika pendakian akan dimulai dari jalur ini maka pendaki harus datang terlebih dahulu Jalan Dieng, Desa Patakbanteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Apabila datang dari Wonosobo basecamp berada di sebelah kanan gapura.

Sebelum mendaki, tentunya setiap pengunjung diwajibkan untuk membayar tiket registrasi pendakian sebesar Rp. 15.000 per orang. Biasanya pendaki akan mendapat penunjuk jalan atau peta sebagai pemandu jalur dan mendapat kantung sampah. Di bascamp ini biasanya para pendaki memanfaatkan untuk istirahat dan juga memeriksa kembali perlengkapan memuncak.

Fasilitas yang bisa kita dapatkan di basecamp Patak Benteng sudah terbilang cukup memeadai. Mulai dari tempat yang disediakan untuk menginap, tempat penyewaan alat outdor, pusat oleh oleh, warung makan, toilet, bahkan juga tersedia mini market. 

Sehingga tidak perlu khawatir bagi pengunjung yang lupa membawa makanan atau minuman, anda dapat membeli di minimarket Patak Benteng. Fasilitas yang tak kalah supportnya adalah kamar mandi dan toilet yang disediakan warga sekitar juga sudah dilengkapi dengan pemanas air atau water heater.

Seperti biasanya, saat mendaki sudah seharusnya kita mematuhu peraturan karena ada beberapa larangan saat mendaki khususnya di Gunuung Prai ini. Misalnya membuang sampah sembarangan, masuk tanpa ada perizinan, membuat api unggun, tidak membawa turun  sampah di atas puncak, hingga menebang pohon sembarangan. Bagi pendaki yang melanggar hal tersebut, biasanya akan dikenakan sanksi yang sudah disepakatis sebelumnya.

Saat akan perjalanan untuk mendaki, pengunjung disambut dengan rute tangga di samping rumah warga, yang jalurnya memang belum begitu sulit dilewati, tapi sudah cukup untuk membuat badan agak sedikit berkeringat. Usai menyusuri perkampungan selanjutnya pendaki akan memasuki area ladang milik warga. 

Dengan jalur yang mulai menanjak sampailah di Pos 1 yaitu sikut dewo, biasanya disini akan ada petugas yang menjaga dan akan mengecek tiket sekaligs kelengkapan pendaki.

Untuk menuju Pos selanjutnya, pendaki harus melewati ladang milik warga, di jaur ini pendaki masih mendapatkan jalur landai serta warung makan. Di pos 2 yaitu pos Canggal Walangan  ini pendaki biasanya mulai istirahat dan makan untuk menambah tenaga agar perjalanan tetap stabil. 

Dari pos 2 ini sebaiknya pendaki benar benar memperhatikan tenaganya karena jka sudah memasuki pos ke 3 atau pos Cacingan pendakian sesungguhnya sudah akan dimulai.

Pada jalur pendakian dari pos 2 menuju pos 3 memang lebih banyak tajakan dengan jalan penuh akar pohon. Bagi para pendaki usahakan untuk selalu memperhatikan langkah agar tidak tersandung. Rute dangan jalur tanjakan masih tetap berlanjut hingga post berikutnya yaitu post 4 Plawangan. Berbeda dengan jalur dari pos 3, jalur ini sudah mulai gampang dilalui pendaki karena berupa anak tangga.

Dari pos 4 ini pendaki sudah bisa memanjakan mata pemandangan yang disuguhkan pun mulai terlihat eksotis. Pendaki dapat menyaksikan hamparan keindahan kawasan Dieng serta oase Telaga Warna dari ketinggian. Terlebih jika cuaca dan awan yang mendukung dan cerah.

Setelah melalui perjalanan panjang dan mulai bertemu dengan bunga daisy. Itu artinya, perjalanan mendaki hampir usai, dan akan disambut dengan hamparan pumcak Gunung Prau yang luas.Anda bida langsung beristirahat sejenak sebelum mulai untuk mendirikan tenda.

Suasana Camping di Gunung Prau (Dokpri. Febri)
Suasana Camping di Gunung Prau (Dokpri. Febri)

Sambil menunggu datanya esok hari, bermalam di puncak Gunung Prau dengan nuansa alam asri dan semilir angin di malam hari, serta taburan bintang dan bulan yang tersusun rapi di langit. 

Menambah suasana malam menjadi bagian paling menenagkan dan melupakan sedikit letihnya perjalanan yang telah ditempuh kurang lebih 2 jam itu.

Melalui panjangnya malam di puncak Gunung Prau, kini saatnay semua pendaki dibangunkan dengan suasana berbeda di esok hari. Detik detik  terbitnya matahari merupakan pertunjukan yang paling ditunggu. 

Pertunjukan alam ini bisa disaksikan mulai pukul 05.00 WIB. Mulanya pendaki akan disuguhkan dengan hamparan awan yang samar samar ditengah gagahnya Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Perlahan surya yang ditunggu memunculkan semburat warna kuning yang memudar menjadi warna keemasan dari ufuk timur. Matahari bersiap terbit dan memulai tanggung jawab menjadi cahaya siang bagi alam semesta. Sementara dari jauhnya mata memandang sudah berdiri gagah tampak berjajar Gunung Merapi, Gunung Merbabu, hingga Gunung Lawu. 

Suasana ini yang menjadi icon utama yang membuat Gunung Prau dijuluki sebagai gunung dengan Sunset terbaik dan membuat pendakian Gunung Prau candu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun