Mohon tunggu...
Mumin Boli
Mumin Boli Mohon Tunggu... Seniman - Human Rights Activist

Hidupilah hidupmu sehidup-hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengader Revolusioner dalam Menjawab Problematika Umat di Era Post Truth

24 Agustus 2020   20:29 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:37 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis | dokpri

Pada mulanya, peran HMI adalah sebagai organisasi perkaderan, dengan segenap nilai dan metodologi yang dimiliki untuk membina kader-kader umat dan bangsa menjadi insan ulil albab untuk menjadi pemimpin di masa mendatang. 

Tentunya dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan seorang pengader yang memiliki konsep dan visi revolusioner dalam mendidik kader untuk mencapai kemaslahatan umat dan bangsa. 

Kumpulan dari kader-kader ulil albab tersebut membentuk sebuah jaringan epistemic community yang merupakan wujud HMI sebagai kelompok strategis. Network ini memiliki sejumlah agenda untuk terus menggulirkan rekayasa sosial hingga cita-cita dan tujuan dari islam dan peradaban Indonesia tercapai. 

Di zaman post truth ini telah menghantarkan peradaban umat manusia ke dalam suatu kondisi, dimana melalui pencapaiaan taraf teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi membuat ruang dan waktu tidak lagi menjadi hambatan signifikan bagi aktifitas kehidupan manusia, terutama di bidang ekonomi sebagai faktor utama yang membangun kesejahteraan sebuah bangsa. 

Dampak penyebaran informasi yang begitu meluas sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan iklim kehidupan manusia, perebutan wacana yang bergulir kini sejalan dengan kepentingan politik, keadaan ini semakin dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk mencari keuntungan, dan sekaligus merugikan orang banyak, ini disebabkan karena media telah dilogikakan sebagai alat kepentingan, bukan lagi sebagai media yang sebagaima kita ketahui seharusnya. 

Di tengah pesatnya arus informasi kita dituntut untuk berpikir kritis. Validitas suatu informasi saja tidak menjadi cukup. Diperlukan kecermatan terhadap siapa yang mengatakan informasi dan untuk kepentingan siapa hal itu disampaikan serta siapa yang diuntungkan dari suatu informasi tersebut. Maka untuk menghindari fenomena hoax, propaganda ujaran kebencian serta lain sebagainya, sikap kritis sangat diperlukan dalam kondisi seperti  ini. 

Bersamaan dengan kepentingan politik saat ini di Indonesia, maka  secara otomatis media tidak terlepas dari strategi politik, media mengambil peran sentral dan merupakan instrumen yang strategis dalam membentuk dinamika dan mempengaruhi wacana. 

Media bertugas membranding para aktor politik sekaligus menjadi senjata bagi lawan-lawan politik aktor pada waktu tertentu. Sikap kritis masyarakat  tidak saja  kepada informasi yang diterima, namun juga kepada media yang menginformasikan berita. Emosinal masyarakat sangat rentan terpengaruh oleh pengolahan informasi. 

Kita sebagai generasi muda yang hidup di zaman post truth ini seperti ini, tidak boleh menegembangkan sikap permisif menghadapi keadaan ini. Tugas peradaban telah memanggil kita untuk menemukan kembali masa depan peradaban Indonesia yang sempat hilang di tangan generasi munafik. 

Dalam gejolak seperti inilah seorang pengader HMI yang mempunyai tanggung jawab dalam mencerahkan umat dan melepaskan umat dari belenggu ketidak adilan penguasa yang zalim harus menemukan kembali re-intrepretasi keindonesiaan dalam perkaderan yang kompatibel dengan zaman ini. 

Bagaimana menciptakan kader yang dapat membentuk politik yang berdaulat, ekonomi yang berdikari dan berkepribaadian dalam kebudayaan bangsa. Karena proses menemukan kembali ini, merupakan proyek tiap generasi yang mencoba untuk menangkap gejala-gejala pergerakan zaman, yang coba untuk dikontekskan dengan kehidupan bangsa kita, dan dengan begitu eksistensi peradaban kita tetap terjamin mengarungi persaingan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun