Mohon tunggu...
Tania A P
Tania A P Mohon Tunggu... Freelancer - ..

Selamat Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Teror Gangster di Bogor: Sebuah Tinjauan Sosial dan Psikologis serta Upaya Pencegahan

27 Februari 2024   11:14 Diperbarui: 27 Februari 2024   11:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Selasa, 20 Februari 2024, sebuah insiden mengerikan terjadi di Jalan Raya Salabenda, Desa Parakan, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Sebuah kelompok gangster, bersenjata tajam seperti celurit, parang, dan golok, menyerang pemuda di depan sebuah toko terpal. Aksi mereka tidak hanya membacok-bacok motor milik pemuda, tetapi juga membuat anak-anak kecil yang ada di dalam toko menjadi ketakutan.

Salah satu saksi mata, mengatakan bahwa ia melihat para gangster datang dengan membawa senjata tajam dan langsung menyerang pemuda tanpa alasan yang jelas. Saksi menambahkan bahwa ia juga melihat beberapa anak kecil yang ada di dalam toko terpal menjadi ketakutan dan menangis. 

Menurut saksi, aksi para gangster berlangsung sekitar 15 menit, kemudian mereka kabur dengan meninggalkan sejumlah motor yang rusak. Saksi mengaku tidak tahu apa motif dari aksi tersebut, tetapi ia menduga ada hubungannya dengan perseteruan antara kelompok-kelompok pemuda di daerah tersebut. 

Bagaimana Menghadapi dan Mencegah Aksi Kekerasan Kelompok?

Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu, seperti gangster, preman, atau geng motor, seringkali menimbulkan korban jiwa, luka-luka, kerusakan harta benda, dan trauma psikologis bagi masyarakat. Aksi-aksi tersebut juga mengganggu ketertiban umum, keamanan, dan kenyamanan bersama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi dan mencegah aksi kekerasan kelompok. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan:

- Jika kita melihat atau mendengar adanya aksi kekerasan kelompok di sekitar kita, segera lapor ke polisi atau pihak berwenang lainnya. Jangan mencoba untuk menghadapi atau melawan sendiri, karena bisa membahayakan diri kita dan orang lain. Jika perlu, minta bantuan dari tetangga atau warga sekitar untuk bersama-sama melapor.

- Jika kita menjadi korban atau saksi dari aksi kekerasan kelompok, berikan keterangan yang jelas dan lengkap kepada polisi atau pihak berwenang lainnya. Jika ada bukti-bukti, seperti rekaman video, foto, atau barang-barang yang rusak, tunjukkan kepada mereka. Jangan ragu untuk memberikan identitas atau ciri-ciri dari para pelaku, jika kita mengetahuinya. Hal ini akan membantu proses penyelidikan dan penegakan hukum.

- Jika kita mengalami luka-luka atau trauma akibat aksi kekerasan kelompok, segera periksakan diri ke dokter atau psikolog. Jangan menahan rasa sakit atau ketakutan, karena bisa memperburuk kondisi kita. Mintalah dukungan dari keluarga, teman, atau orang-orang yang kita percaya untuk membantu kita pulih dari dampak negatif aksi kekerasan kelompok.

- Jika kita memiliki anak-anak atau kerabat yang rentan terlibat dalam aksi kekerasan kelompok, berikan mereka pendidikan dan bimbingan yang baik. Ajarkan mereka tentang nilai-nilai moral, etika, dan kewarganegaraan yang positif. Berikan mereka contoh-contoh perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Hindarkan mereka dari pengaruh buruk, seperti narkoba, alkohol, atau pergaulan bebas. Dorong mereka untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi mereka dalam hal-hal yang bermanfaat dan produktif.

- Jika kita memiliki kemampuan dan kesempatan, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan, keharmonisan, dan toleransi antara masyarakat. Misalnya, dengan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan, keagamaan, atau kepemudaan yang positif. Atau dengan melakukan aksi-aksi sosial, seperti donor darah, bakti sosial, atau penggalangan dana untuk korban bencana. Hal ini akan membantu kita untuk membangun jaringan dan solidaritas yang kuat dengan sesama warga negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun