Anda mungkin pernah mendengar istilah ADHD, atau attention deficit hyperactivity disorder. ADHD adalah gangguan mental yang membuat seseorang sulit fokus, impulsif, dan hiperaktif. Gejala ADHD biasanya muncul sejak masa kanak-kanak dan bisa berlanjut hingga dewasa.Â
ADHD bisa menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti belajar, bekerja, dan berhubungan dengan orang lain. Orang dengan ADHD juga sering mudah marah, frustasi, atau stres karena tidak bisa mengendalikan emosi dan dorongan mereka. ADHD juga bisa menimbulkan komplikasi lain, seperti rendahnya harga diri, gangguan kecemasan, depresi, atau kecanduan.Â
Lalu, apa penyebab ADHD? Dan bagaimana cara mengatasinya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan lengkap dan kritis. Simak terus, ya!
Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga berpengaruh, yaitu:
- Faktor genetik. ADHD bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Jika salah satu orang tua memiliki ADHD, maka risiko anaknya terkena ADHD meningkat 50%. Jika kedua orang tua memiliki ADHD, maka risiko anaknya terkena ADHD meningkat 75%.Â
- Faktor lingkungan. Paparan rokok, alkohol, atau zat berbahaya saat dalam kandungan bisa meningkatkan risiko ADHD pada bayi. Selain itu, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, cedera otak, atau infeksi pada otak juga bisa memicu ADHD.Â
- Faktor gelombang otak. Orang dengan ADHD memiliki perbedaan dalam gelombang otak mereka dibandingkan dengan orang normal. Gelombang otak adalah aktivitas listrik yang terjadi di dalam otak. Gelombang otak bisa dibagi menjadi empat jenis, yaitu beta, alfa, theta, dan delta. Orang dengan ADHD cenderung memiliki gelombang theta yang lebih tinggi dan gelombang beta yang lebih rendah. Gelombang theta berkaitan dengan relaksasi, sedangkan gelombang beta berkaitan dengan konsentrasi. Dengan kata lain, orang dengan ADHD lebih mudah mengantuk dan sulit fokus.Â
Â