Mohon tunggu...
Tazkia Kamila
Tazkia Kamila Mohon Tunggu... Penulis - Tami

Tazkia Kamila - XI MIPA 1 - 32 - SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rendahnya Literasi Keuangan di Indonesia

30 Agustus 2020   13:18 Diperbarui: 30 Agustus 2020   13:15 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menerapkan keterampilan manajemen keuangan dengan benar. Perencanaan keuangan yang efektif, mengelola hutang dengan benar, menghitung bunga secara akurat, dan memahami nilai waktu dari uang adalah karakteristik dari melek finansial. Orang yang melek finansial, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memiliki pengetahuan tentang lembaga keuangan dan produk keuangan, meliputi fitur, manfaat dan risiko, serta keterampilan memanfaatkan produk dan layanan keuangan.

Singkatnya, Literasi keuangan adalah kepemilikan seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang tepat dan efektif dengan semua sumber daya keuangan mereka. 

Apa pentingnya literasi keuangan? Mengapa literasi keuangan penting? Literasi keuangan penting karena membekali kita dengan pengetahuan dan keterampilan yang kita butuhkan untuk mengelola uang secara efektif. Tanpanya, keputusan keuangan kita dan tindakan yang kita ambil --- atau tidak diambil --- tidak memiliki dasar yang kokoh untuk mencapai kesuksesan. 

Namun, jika menyangkut investasi, kaum milenial hanya mengalokasikan 10 persen dari pendapatan mereka untuk ditabung, menurut William, direktur pemasaran, komunikasi, dan pengembangan komunitas dari Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech). 

Menurut survei Bank UOB Indonesia 2019, generasi milenial Indonesia yang berusia antara 21 hingga 39 tahun menghabiskan 50 persen pendapatannya untuk apa yang disebut "gaya hidup 4S", yaitu sugar/gula (makanan dan minuman), skin/kulit (kecantikan dan perawatan pribadi), sun/matahari (perjalanan dan rekreasi) dan screen/layar (konsumsi layar digital).

Beberapa hasil menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan berkorelasi positif dengan tingkat pendapatan. Sebagian besar rumah tangga berpenghasilan rendah memiliki tingkat literasi keuangan dasar yang rendah. Sementara itu, sebagian besar rumah tangga berpenghasilan tinggi memiliki tingkat literasi keuangan dasar yang tinggi.

Namun tidak demikian halnya dengan indeks literasi keuangan lanjutan yang tingkat literasi keuangannya berkorelasi lemah dengan tingkat pendapatan. Selain itu, hasil survei juga menunjukkan tingkat literasi keuangan tingkat lanjut yang sangat rendah dan hal ini sejalan dengan sangat terbatasnya kepemilikan responden atas produk keuangan yang kompleks tersebut. 

Oleh karena itu, kebijakan pengembangan keuangan inklusif di Indonesia harus difokuskan tidak hanya pada program pendidikan keuangan pada tingkat pendapatan tinggi, tetapi juga pada tingkat pendapatan menengah seperti sekolah menengah dan atas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun