Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mumpuni Handayayekti, Ustadzah Ngapak yang Cablaka Sampaikan Pesan Religi

8 April 2022   23:58 Diperbarui: 9 April 2022   00:36 3334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Tribunnews. Com

Muda, energik dan sarat akan kearifan lokal. Itulah kesan pertama saat saya mengikuti ceramah dari ustadzah Ngapak yang namanya jauh dari kesan islami.

 Mumpuni Handayayekti, kesan Jawa sentris yang memiliki tafsir makna bahwa kemampuan yang sempurna karena melakukan dengan penuh kesungguhan, demikian saya mencoba mengartikan apa yang tersurat dalam sebuah nama.

Suaranya lantang, kadang muncul ceplas ceplos dan membuat mereka yang menyimak ceramahnya terbahak karena lucu. Sebuah pendekatan penyampaian pesan religi yang tidak kaku dan mengena bagi saya. Gaya santai sekaligus tidak dogmatis dalam penyampaian ceramah membuat saya serasa tengah menimba ilmu dari sosok humble layaknya teman. 

Logat Ngapak yang tidak bisa disembunyikan dibalik lontaran-lontaran agama dengan mendekatan kasuistis mengingatkan saya pada sebuah ruang berproses di wilayah BarLingMasCakeb ( Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen). 

Dan memang benar adanya bahwa ustadzah muda yang memenangkan salah satu event pencarian talenta religius di stasiun TV swasta tahun 2017 itu memang berasal dari Cilacap. 

Meski usianya terbilang muda, bukan berarti ustadzah Mumpuni tak patut dijadikan panutan. Selisih usia 14 tahun lebih muda dari saya, namun jika memang kapasitas religiusnya layak kita jadidak panutan kenapa tidak.

Saya yakin tidak hanya saya yang menjadikan Ustadzah Mumpuni sebagai panutan, ibu-ibu yang usianya tepaut jauh diatas saya pun akan manggut-manggut menerima pesan regiligi yang disampaikan secara lugas tanpa mengesampingkan nilai-nilai kearifan lokal.

Sebagai sesama perempuan, jelas tidak ada gap manakala saya harus menerapkan apa yang disampaikan oleh ustadzah ngapak satu ini. Terlebih latar belakang khasanah budaya sesama ngapak. 

Satu hal dari ustadzah Mumpuni yang senantiasa saya pegang adalah kebiasaan bershalawat. Suara ustadzah Mumpuni tak hanya lantang saat berceramah, melainkan merdu saat melantunkan shalawat dan ayat suci. Begitu pula saat menyanyikan beberapa potongan lagu islami atau lagu-lagu lain sebagai selingan.

Pesan religi ustadzah Mumpuni juga kerap mengedepankan nilai-nilai perempuan. Ibarat kata, kehadiran ustadzah Mumpuni dalam khasanah dai Indonesia menjadi salah satu upaya pengarusutamaan gender dalam konteks religi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun