Ada aroma wewangian yang begitu lekat di hati saat menyebut rumah Atsiri. Berawal dari ajakan teman-teman kompasianer yang tergabung dalam Komposono (komunitas Kompasianer Solo Raya), lebih dari dua tahun lalu kali pertama saya melihat sebuah areal yang tengah digadang-gadang sebagai rumah atsiri. Penamaan lokasi tersebut dengan rumah atisiri bukan tenpa alasan.Â
Jejak sejarah di lokasi yang berada di Jl. Watusambang, Watusambang, Plumbon, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini begitu nyata  di depan mata.Â
Sebuah jejak keberadaan pabrik pengolahan minyak atsiri yang diberi nama Citronella Bangunan kokoh yang konon dibangun  sejak tahun 1963 itu sempat menjadi mimpi besar agar dapat memberi kesejahteraan warga disekitar kawasan tersebut era Soekarno.  Sayang, kandas akibat gejolak politik tahun 1966. Dan kini sisa-sisa peninggalan sejarah pabrik citronella memasuki babak baru.
Proses Akuisisi oleh pemilik PT Rumah Rempah menjadikan areal bangunan bersejarah itu mengalami penyegaran dengan nama baru yakni  PT Atsiri Indonesia sejak tahun 2015 lalu. Cita-cita untuk membumikan atsiri di kawasan Tawangmangu itupun kembali menggeliat. Hampir 3 tahun berlalu, rumah atsiri terus berbenah.Â
Penataan kawasan wisata terpadu dirancang dan direncanakan sedemikian komperehensif. Tak hanya mengedepankan unsur kesejarahan melalui eksplorasi jejak citronella dalam perwujudan museum, rumah Atsiri akan mewujudkan konsep wisata edukasi menjadi salah satu wisata andalan yang di tawarkan.
Agenda kala itu, tidak saja sekedar melihat perkembangan penataan rumah atsiri yang sudah mulai melalakukan trial opening,melainkan kami akan mencicipi menu istimewa yang bertajuk "citronellla'. Ini bagian dari jamuan makan yang dilakukan oleh kawan-kawan Komposono yang bertempat di Citronella Resto. Ya, Citronella resto adalah salah satu unit wisata kuliner yang bisa dinikmati pengunjung rumah Atsiri.
Tidaklah sulit untuk menjangkau keberadaan rumah Atsiri. Dari Arah Barat dalam hal ini Jogjakarta, Semarang, ataupun Solo hanya butuh waktu kurang lebih 1-2 jam melewati jalan utama Solo-Karanganyar yang mengarah ke kawasan Wisata Tawangmangu. Atau jika kita menempuh perjalanan dari Jawa Timur via Magetan-Sarangan, maka lokasi rumah Atsiri berada setelah kawasan wisata Tawangmangu.Â
Sayangnya, jalur ini masih minim sarana transportasi publik berupa bus atau angkutan umum laiinya. Jika pun ada, butuh waktu tunggu yang relatif lama. Sehingga untuk dapat menjangkau rumah atsiri dan menikmati keindahannya, pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi. Oleh sebab rumah atsiri masih dalam fase penyempurnaan pembangunan, sebagian kawasan masih ditutup untuk pengunjuk. Termasuk sebagain akses masuk kendaraan yang belum dibuka total dan tampak masih ditututup oleh pagar yang terbuat dari seng.Â
Ah, rumah Atsiri pastinya kini lebih cantik dari yang sempat saya dan kawan-kawan Kompasianer lihat beberapa tahun lalu. Benar saja, begitu kami tiba di kawasan kawasan terpadu itu, mata saya menangkap pemandangan yang berbeda. Akses masuk pengunjung telah ditata sedemikian rupa. Bahkan sistem deposit melalui kartu yang sekaligus berlaku sebagai alat pembayaran di lokasi Citronella Resto diperlihatkan kepada kami oleh petugas di akses pintu masuk. Hanya dengan membayar Rp. 50.000, pengunjung bisa menikmati alternatif wisata keluarga lengkap dengan hidangan kulinernya.
Satu persatu dari kami bergegas menapaki jejak mimpi akan kejayaan Citronella tempo dulu. Kini, sebagain areal lahannya seolah disulap menjadi taman bunga penuh warna. Sementara di salah satu sayap arealnya telah digunakan untuk operasional Cirtronella Resto dengan konsep resto semi terbuka. Deret bangku dan kursi ditata sedemikian rupa. Sebagian menempati ruangan tertutup, dan sebagian besar lainnya merupakan kawasan resto areal terbuka yang sekelilingnya tersuguh pemandangan taman bunga beraneka Warna.
Kedatangan rombongan komposono di rumah Atsiri seakan menjadi pengunjung istimewa kala itu. Suguhan minuman segar berbahan dasar daun mint, potongan lemon dan air soda menjadi welcome drink penghilang haus dahaga. Dan begitu diberi pilihan mana yang akan lebih didahulukan antara santap siang dengan jelajah kawasan rumah Atsiri? sontak semua menjawab dengan kompak, jalan-jalan dulu makan kemudian.
Beruntung, saat kami berkunjung di hari Sabtu, manajemen R&D rumah Citronella tengah membuka kelas kokedama. beberapa diantara kami pun berkesempatan mengikuti workshop membentuk tanaman hias yang berasal dari Jepang itu. Tentu saja workshop Kokedama berlangsung selepas kami menikmati acara inti, yakni menyantap sajian menu istimewa dari Citronella Resto.Â
Banyak pilihan menu tersaji dini Resto ini. Harganya pun bervariasi. Untuk menu paket, pengunjung tidaklah merigih kocek yang dalam, sebab deposit sebesar Rp 50.000 pada waktu masuk, sangatlah cukup untuk mmbayar hidangan makan minum dengan beberapa pilihan paket makanan. Kecuali jika memang pengunjung menghendaki pilihan menu special, maka tinggal tambahkan saja sisa pemabyaran dengan tambahan uang cash sesuai nominal kekurangannya.
Istilah Piring terbang merupakan cara pelayanan di mana dalam satu piring sudah tersaji nasi, sayur dan lauk. Bisanya beberapa piring ditata diatas nampan/baki. Kemudain dibawa berkeliling untuk disajikan kepada tamu satu persatu. Begitulah, siang itu kami menikmati paket piring terbang Citronella 1. Adapun menu paket tersebut terdiri dari Nasi, gado-gado dan iga bakar.
Tak terasa, siang perlahan berganti. Kunjungan kami di Rumah Atsiri diakhiri dngan workshop Kokedama. Seni membentuk tanaman hias berbentuk bola ini populer di negara asalnya Jepang sebagai alternatif ketika orang sudah mulai bosan dengan tanaman bonsai. Semua peserta tak terkecuali para suporter yang turut melihat dari dekat menyatu dengan tim R&D rumah Atsiri dalam menciptakan Kokedama sesuai petunjuk yang diberikan.Â
Konsep one stop tourism services itu kedepan akan dilengkapi dengan adanya hotel dan sarana MICE (meeting and conferenfence), spa , souvenir shop dan tentu saja pelayanan kuliner yang menggugah citarasa pengunjungnya. Suatu ketika, kami pun akan kembali ke rumah Atsiri. Menapak jejak wisata dengan sejuta makna. Dengan wewangian yang mampu menjadi sarana relaksasi fikir dan penyegaran jiwa tentunya.
Sayonara Rumah Atsiri...
Tunggu kami kembali lagi Pada suatu hari ...