Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Suatu Hari di Rumah Atsiri

21 Oktober 2018   06:42 Diperbarui: 21 Oktober 2018   06:59 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komposono Di Roof Top Rumah Atsiri (dok, Iffah Ipeh)

Ada aroma wewangian yang begitu lekat di hati saat menyebut rumah Atsiri. Berawal dari ajakan teman-teman kompasianer yang tergabung dalam Komposono (komunitas Kompasianer Solo Raya), lebih dari dua tahun lalu kali pertama saya melihat sebuah areal yang tengah digadang-gadang sebagai rumah atsiri. Penamaan lokasi tersebut dengan rumah atisiri bukan tenpa alasan. 

Jejak sejarah di lokasi yang berada di Jl. Watusambang, Watusambang, Plumbon, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini begitu nyata  di depan mata. 

Sebuah jejak keberadaan pabrik pengolahan minyak atsiri yang diberi nama Citronella Bangunan kokoh yang konon dibangun  sejak tahun 1963 itu sempat menjadi mimpi besar agar dapat memberi kesejahteraan warga disekitar kawasan tersebut era Soekarno.  Sayang, kandas akibat gejolak politik tahun 1966. Dan kini sisa-sisa peninggalan sejarah pabrik citronella memasuki babak baru.

Proses Akuisisi oleh pemilik PT Rumah Rempah menjadikan areal bangunan bersejarah itu mengalami penyegaran dengan nama baru yakni  PT Atsiri Indonesia sejak tahun 2015 lalu. Cita-cita untuk membumikan atsiri di kawasan Tawangmangu itupun kembali menggeliat. Hampir 3 tahun berlalu, rumah atsiri terus berbenah. 

Penataan kawasan wisata terpadu dirancang dan direncanakan sedemikian komperehensif. Tak hanya mengedepankan unsur kesejarahan melalui eksplorasi jejak citronella dalam perwujudan museum, rumah Atsiri akan mewujudkan konsep wisata edukasi menjadi salah satu wisata andalan yang di tawarkan.

bangunan bersejarah pabrik Citronella yang tetap dipertahankan dan menjadi bagian utama rumah atsiri(sumber : FB Rumah Atsiri Indonesia
bangunan bersejarah pabrik Citronella yang tetap dipertahankan dan menjadi bagian utama rumah atsiri(sumber : FB Rumah Atsiri Indonesia
Hingga tiba kesempatan itu lagi. Berkunjung ke rumah Atsiri untuk yang kedua kali. Bersama Komposono, rombongan bertolak dari kawasan rumah rempah Colomadu. 

Agenda kala itu, tidak saja sekedar melihat perkembangan penataan rumah atsiri yang sudah mulai melalakukan trial opening,melainkan kami akan mencicipi menu istimewa yang bertajuk "citronellla'. Ini bagian dari jamuan makan yang dilakukan oleh kawan-kawan Komposono yang bertempat di Citronella Resto. Ya, Citronella resto adalah salah satu unit wisata kuliner yang bisa dinikmati pengunjung rumah Atsiri.

Tidaklah sulit untuk menjangkau keberadaan rumah Atsiri. Dari Arah Barat dalam hal ini Jogjakarta, Semarang, ataupun Solo hanya butuh waktu kurang lebih 1-2 jam melewati jalan utama Solo-Karanganyar yang mengarah ke kawasan Wisata Tawangmangu. Atau jika kita menempuh perjalanan dari Jawa Timur via Magetan-Sarangan, maka lokasi rumah Atsiri berada setelah kawasan wisata Tawangmangu. 

Sayangnya, jalur ini masih minim sarana transportasi publik berupa bus atau angkutan umum laiinya. Jika pun ada, butuh waktu tunggu yang relatif lama. Sehingga untuk dapat menjangkau rumah atsiri dan menikmati keindahannya, pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi. Oleh sebab rumah atsiri masih dalam fase penyempurnaan pembangunan, sebagian kawasan masih ditutup untuk pengunjuk. Termasuk sebagain akses masuk kendaraan yang belum dibuka total dan tampak masih ditututup oleh pagar yang terbuat dari seng. 

Ah, rumah Atsiri pastinya kini lebih cantik dari yang sempat saya dan kawan-kawan Kompasianer lihat beberapa tahun lalu. Benar saja, begitu kami tiba di kawasan kawasan terpadu itu, mata saya menangkap pemandangan yang berbeda. Akses masuk pengunjung telah ditata sedemikian rupa. Bahkan sistem deposit melalui kartu yang sekaligus berlaku sebagai alat pembayaran di lokasi Citronella Resto diperlihatkan kepada kami oleh petugas di akses pintu masuk. Hanya dengan membayar Rp. 50.000, pengunjung bisa menikmati alternatif wisata keluarga lengkap dengan hidangan kulinernya.

Satu persatu dari kami bergegas menapaki jejak mimpi akan kejayaan Citronella tempo dulu. Kini, sebagain areal lahannya seolah disulap menjadi taman bunga penuh warna. Sementara di salah satu sayap arealnya telah digunakan untuk operasional Cirtronella Resto dengan konsep resto semi terbuka. Deret bangku dan kursi ditata sedemikian rupa. Sebagian menempati ruangan tertutup, dan sebagian besar lainnya merupakan kawasan resto areal terbuka yang sekelilingnya tersuguh pemandangan taman bunga beraneka Warna.

dok.pri suasana makan disekeliling taman bunga
dok.pri suasana makan disekeliling taman bunga
Adalah Mari gold (Tagetes Erecta), jenis bunga yang berwarna warni ini konon beraal dari Amerika sana. Beberapa varietasnya secara alami tumbuh di berbagai belahan dunia antara lain Indonesia. Warna orange dan kuning dari marigold demikian apik menghias sebagian areal outdoor Citronella Resto. Kesan romantis terasa benar bagi mereka yang memang berniat menikmati santap bersama pasangan. Hampir semua pengunjung melakukan swa foto diantara gerumbul bunga yang mekar sempurna. Tak terkecuali kami, rombongan komposono yang otomatis menjadi bagian dari pegiat aktifitas digital bertajuk "Cekrekkkkkk...upload".

Kedatangan rombongan komposono di rumah Atsiri seakan menjadi pengunjung istimewa kala itu. Suguhan minuman segar berbahan dasar daun mint, potongan lemon dan air soda menjadi welcome drink penghilang haus dahaga. Dan begitu diberi pilihan mana yang akan lebih didahulukan antara santap siang dengan jelajah kawasan rumah Atsiri? sontak semua menjawab dengan kompak, jalan-jalan dulu makan kemudian.

dok. pri segarnya welcome drink di cireonella resto
dok. pri segarnya welcome drink di cireonella resto
Sejenak kamipun meninggalkan meja yang sudah dipersiapkan untuk santap siang bersama menuju areal rumah Atsiri yang bisa cukup luas. Dengan didampingi oleh Mbak Sri yang sedari awal ikut serta bersama rombongan, kami berkeliling dari satu areal ke areal lain. Mulai dari areal yang disiapkan untuk eksperimen class, roof top, Souvenir shop, Green house, hingga lahan pembibitan beberapa tanaman yang mengandung atsiri dengan beragam khasiat dan kegunaan. Misalnya saja, Adas, Kayu manis, Sereh Wangi, Rosemarry, kemangi, dll.

dok.pri harum rosemary merelaksasi
dok.pri harum rosemary merelaksasi
Untuk sementara, selama trial opening berlangsung tidak semua pengunjung bisa memasuki areal yang ada di kawasan rumah Atsiri. Hanya beberapa kawasan saja yang bisa diakses secara bebas oleh pengunjung, antara lain Citronella Resto, Mari gold garden, souvenir shop dan Museum Asiri yang tengah dalam masa penyempurnaan tentunya. Ada pula areal workshop/class yang berlangsung dengan tema dan hari tertentu berdasarkan request atau reservasi dari pengunjung terlebih dahulu. Misalnya saja untuk workshop "sabun pencuci tangan" class.

Beruntung, saat kami berkunjung di hari Sabtu, manajemen R&D rumah Citronella tengah membuka kelas kokedama. beberapa diantara kami pun berkesempatan mengikuti workshop membentuk tanaman hias yang berasal dari Jepang itu. Tentu saja workshop Kokedama berlangsung selepas kami menikmati acara inti, yakni menyantap sajian menu istimewa dari Citronella Resto. 

Banyak pilihan menu tersaji dini Resto ini. Harganya pun bervariasi. Untuk menu paket, pengunjung tidaklah merigih kocek yang dalam, sebab deposit sebesar Rp 50.000 pada waktu masuk, sangatlah cukup untuk mmbayar hidangan makan minum dengan beberapa pilihan paket makanan. Kecuali jika memang pengunjung menghendaki pilihan menu special, maka tinggal tambahkan saja sisa pemabyaran dengan tambahan uang cash sesuai nominal kekurangannya.

dok.pri vegetabel soup
dok.pri vegetabel soup
Seporsi vegetable soup dengan kuah dan sayur segar menjadi menu pembuka. Konsep pelayanan dengna sebutan piring terbang ini mengingatkan saya pada jamuan makan resepsi sebagian warga solo dan sekitarnya yang tidak menerapkan konsep prasmanan. 

Istilah Piring terbang merupakan cara pelayanan di mana dalam satu piring sudah tersaji nasi, sayur dan lauk. Bisanya beberapa piring ditata diatas nampan/baki. Kemudain dibawa berkeliling untuk disajikan kepada tamu satu persatu. Begitulah, siang itu kami menikmati paket piring terbang Citronella 1. Adapun menu paket tersebut terdiri dari Nasi, gado-gado dan iga bakar.

dok.pri pket menu citronella 1
dok.pri pket menu citronella 1
Kombinasi dan takaran porsi yang pas menjadi hal yang pantas atas harga yang dipasang dalam pilihan menu di Citronella Resto. Bagi keluarga yang membawa serta anak-anak, pilihan menu paket sepertinya bukan menjadi pilihan yang bisa direkomendasikan untuk anak-anak dibawah usia 10 tahun. Rasa pedas gado-gado dan balutan sambal dalam iga bakar terasa cukup pedas, ini yang memungkinkan anak-anak kurang bisa menikmatinya. Jangan kuatir, tersedi apilihan menu lain seperti aneka steak, olahan ikan, seafood yang dikombinasikan dengan bumbu dan rasa ala Citronella tentunya.

Tak terasa, siang perlahan berganti. Kunjungan kami di Rumah Atsiri diakhiri dngan workshop Kokedama. Seni membentuk tanaman hias berbentuk bola ini populer di negara asalnya Jepang sebagai alternatif ketika orang sudah mulai bosan dengan tanaman bonsai. Semua peserta tak terkecuali para suporter yang turut melihat dari dekat menyatu dengan tim R&D rumah Atsiri dalam menciptakan Kokedama sesuai petunjuk yang diberikan. 

dok. Dimas Suyatno Suasana workshop Kokedama
dok. Dimas Suyatno Suasana workshop Kokedama
Menjelang sore, Kokedama yang dihasilkan menjadi sesuatu yang seolah kami tanam di areal rumah Atsiri. Seiring dengan tumbuh kembang kokedama itulah, rumah atsiri kian berbenah sesuai dengan desain konsep mewujudkan one stop tourism services. Tak hanya menyajikan keindahan panorama alam di kawasan dataran tinggi Tawangmangu saja. Museum Atisiri tetap menjaga jejak sejarah Citronella dalam museum yang ada. Hingga wisata edukasi melalaui kelas dan workshop membuat aneka produk berbahan dasar olahan atsiri maupun tanamannya.

Konsep one stop tourism services itu kedepan akan dilengkapi dengan adanya hotel dan sarana MICE (meeting and conferenfence), spa , souvenir shop dan tentu saja pelayanan kuliner yang menggugah citarasa pengunjungnya. Suatu ketika, kami pun akan kembali ke rumah Atsiri. Menapak jejak wisata dengan sejuta makna. Dengan wewangian yang mampu menjadi sarana relaksasi fikir dan penyegaran jiwa tentunya.

Sayonara Rumah Atsiri...

Tunggu kami kembali lagi Pada suatu hari ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun