Mohon tunggu...
Talitha Nabila
Talitha Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

berenang dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Menjejak Nostalgia dan Kesejarahan: Eksplorasi Keindahan dan Kearifan Lokal Kota Yogyakarta melalui Malioboro

6 Februari 2024   10:33 Diperbarui: 6 Februari 2024   10:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Malioboro merupakan nama salah satu jalan di pusat kota Yogyakarta, yang memiliki sejarah panjang dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Dikutip dari website Pemda DIY dalam bahasa Sansekerta, kata "Malioboro" bermakna karangan bunga. Hal itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika kraton mengadakan acara besar maka Jalan Malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Masih dikutip dari website yang sama, ada pendapat lain bahwa nama Malioboro berasal dari kata Marlborough - gelar Jenderal John Churchill (1650-1722) dari Inggris.

Namun pendapat ini disanggah dengan adanya bukti sejarah bahwa jalan Malioboro sudah ada sejak berdirinya Ngayogyakarta Hadiningrat. Peter Carey berpendapat bahwa Jalan raya ini telah dibangun dan digunakan untuk tujuan seremonial tertentu selama lima puluh tahun sebelum orang Inggris mendirikan pemerintahannya di Jawa. Konon Malioboro dimaknai sebagai perjalanan menjadi wali (mali) dan 'oboro' yang berarti mengembara. Secara singkat, kawasan Malioboro yang terdiri dari dua nama jalan utama yakni Margo Mulyo dan Margo Utomo, adalah bagian dari konsep Sangkan Paraning Dumadi, atau perjalanan manusia dari lahir hingga kembali kepada Sang Pencipta.

Jalan Malioboro dikenal dengan arsitektur bangunan-bangunannya yang klasik, mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Kota Gudeg. Banyak bangunan di sepanjang jalan ini memiliki nuansa tradisional, menciptakan suasana yang khas dan memikat bagi pengunjung. Malioboro menjadi pusat perbelanjaan dengan berbagai toko, pedagang kaki lima, dan pasar tradisional yang menawarkan beragam barang, mulai dari batik, kerajinan tangan, hingga kuliner khas Yogyakarta. Wisatawan dapat menjelajahi toko-toko yang menjual produk-produk lokal dan merasakan kekayaan seni dan budaya setempat.

Selain menjadi pusat perbelanjaan, Jalan Malioboro juga memberikan akses ke sejumlah tempat wisata terkenal, seperti Keraton Yogyakarta, Taman Sari, dan Benteng Vredeburg. Wisatawan dapat merencanakan kunjungan yang menyeluruh untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah dan budaya Kota Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun