Mohon tunggu...
Tajrian
Tajrian Mohon Tunggu... Aktor - Hehe

bio saya hhe aja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Generasi Muda, Semangat Bangsa

23 November 2020   23:40 Diperbarui: 23 November 2020   23:57 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kesempatan kali ini saya akan menulis essay dengan tema "rencana studi saya serta rencana jangka panjang saya setelah lulus S1" yang bertujuan untuk memenuhi syarat pengajuan Beasiswa Pembangunan Jaya tahun 2020. 

Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, nama Saya Tajrian Ma'an. umur saya 18 tahun. saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara lahir di Kota Bandung pada 25 Juni 2000. Saat ini orang tua saya tinggal di kabupaten Majalengka, sedangkan saya sekarang sedang menempuh studi di Universitas Gadjah Mada. 

Universitas Gadjah Mada atau UGM adalah universitas yang terletak di Yogyakarta, saya memilih Universitas Gadjah
Mada karena menurut saya universitas ini adalah universitas yang memiliki fasilitas dalam bidang penelitian yang sangat lengkap sehingga hal ini dapat membantu saya dalam melakukan penelitian di Universitas Gadjah Mada. 

Di UGM saya menempuh studi di jurusan biologi, alasan simple saya memilih biologi yakni saya merasa tertarik dalam ilmu biologi karena di biologi kita mempelajari segala hal tentang kehidupan yang ada di bumi ini dan juga saya ingin berkontribusi dalam mengembangkan
bidang ini kedepanya di Indonesia.

Sebelumnya saya pernah bersekolah di SMPN 1 Kertajati. Sekolah ini termasuk sekolah yang biasa -- biasa saja jauh dari kata favorit. Saya bersekolah disini karena alasan jarak rumah dengan sekolah yang dekat. Selama saya bersekolah di SMPN 1 Kertajati saya mengikuti berbagai kegiatan diantaranya OSIS, karawitan, futsal, basket, pramuka, dan remaja masjid. 

Pada masa SMP saya bukan orang yang pintar di bidang akademik bahkan saya belum pernah masuk ranking 10 besar karena nilai
rapot saya pas - pasan. Akan tetapi, saya sangat aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuker dan organisasi pada saat SMP karena saya pikir kemampuan berorganisasi dan ekstrakulikuler lebih penting dibandingkan kemampuan akademik. 

Pada suatu waktu saya sangat tertarik untuk melanjutkan studi ke SMAN 1 Majalengka, SMA favorit di Majalengka. Dikarenakan belum ada siswa dari SMPN 1 Kertajati yang bisa masuk ke SMAN 1 Majalengka, saya bertekad untuk membuat suatu sejarah di SMPN 1 Kertajati, yaitu untuk masuk ke SMAN 1 Majalengka. 

Saya meningalkan OSIS dan kegiatan lainya pada saat itu hanya untuk berusaha semaksimal mungkin dalam belajar, khususnya belajar UN,
karena pada saat itu jalur masuk ke SMAN 1 Majalengka hanya dapat melalui seleksi nilai UN saja.

Tak disangka -- sangka akhirnya saya diterima di SMAN 1 Majalengka dan saya sangat bangga karena dapat bersekolah di SMA terbaik di Majalengka dan dapat membuat sejarah bahwa saya adalah satu --satunya orang lulusan SMPN 1 Kertajati yang dapat bersekolah di SMA tersebut pada saat itu.

Selama saya bersekolah di SMAN 1 Majalengka, saya memiliki keinginan bahwa jika saya sudah masuk ke SMA terbaik di kota saya, saya harus bisa masuk ke Universitas terbaik di Negara saya, Saya memiliki keinginan itu pada saat saya kelas 10, tepatnya pada awal masuk SMA. Universitas yang saya inginkan pada saat itu adalah Universitas Gadjah Mada. Saya berusaha dari awal kelas 10 hingga lulus SMA untuk belajar dengan sungguh -- sungguh untuk dapat lolos seleksi masuk Universitas Gadjah Mada. Selain untuk masuk Universitas Gadjah Mada tujuan saya belajar adalah supaya saya memiliki dasar ilmu yang akan digunakan di masa yang akan datang, baik itu di dunia perkuliahan maupun di dunia masyarakat dan penelitian. Karena ilmu yang kita dapatkan selama sekolah, baik itu dari SD, SMP, dan SMA merupakan ilmu dasar yang dapat membantu kita untuk hidup didunia perkuliahan, karier, dan masyarakat.

Untuk masuk Universitas Gadjah Mada saya mencoba 3 jalur, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan UTUL UGM. Pada saat saya mendaftar jalur SNMPTN, saya tidak diterima oleh UGM karena pada saat itu saya tidak tahu bahwa SMA 1 Majalengka telah di blacklist oleh pihak UGM dalam penerimaan SNMPTN sehingga saya tidak diterima di UGM. Saya tidak menyerah untuk masuk UGM, saya
mencoba jalur yang ke 2 yaitu SBMPTN. 

Pada saat itu penilaian SBMPTN 2018 sangat tidak jelas dan tidak transparan. Ada pihak yang pada saat itu bilang ada nilai minus untuk jawaban yang salah dan ada pula yang bilang tidak sehingga membuat saya merasa bingung pada penilaian SBMPTN 2018 dan hal
ini yang membuat saya kesulitan dalam menentukan strategi yang tepat untuk mengatasi test ini. 

Alhasil saya tidak lolos SBMPTN karena strategi yang kurang tepat dan matang padahal saya sudah belajar dengan maksimal untuk mempelajari materi test ini. Saya mencoba kesempatan terakhir yaitu Ujian Mandiri UTUL UGM, saya kerahkan semua kemampuan saya dan saya berusaha sekuat tenaga untuk belajar dan menyusun strategi yang paling efektif dan efisien untuk mengerjakan UTUL UGM mengingat kebijakan UTUL UGM sama seperti tahun lalu dan tidak terlalu membingungkan seperti SBMPTN, alhasil saya diterima di UGM melalui jalur UTUL UGM dimana pada saat itu menurut data dari UGM bahwa yang mendaftar UTU UGM 2018 pada saat itu sebanyak 60.563 orang dan kuota yang
diterimanya hanya 2.115 orang. Saya merasa senang dan bersyukur karena saya dapat menjadi salah satu diantara 2.115 orang yang terpilih menjadi mahasiswa UGM 2018.

Dari semua hal yang telah saya ceritakan tadi, perjuangan saya masuk SMA terbaik, lalu dapat masuk ke Universitas terbaik. Layaknya seorang manusia, saya menginginkan hal yang lebih, keinginan saya sekarang adalah saya ingin menjadi generasi terbaik di Indonesia dengan menjadi generasi yang unggul dan dapat bersaing dikaca internasional. Generasi unggul menurut saya adalah generasi yang dapat berkontribusi secara positif baik secara langsung dan tidak langsung terhadap negara. 

Saya tau ini bukanlah suatu hal yang mudah, untuk menjadi generasi yang unggul dibutuhkan kemampuan yang sangat baik di berbagai bidang, baik itu dalam berkomunikasi, memimpin, berfikir, dan lain sebagainya. Maka dari itu untuk menjadi generasi unggul ini saya selalu mempersiapkan diri dengan meningkatkan skill yang dapat menunjang saya untuk menjadi generasi unggul sedini mungkin. Mulai dari saya
mengikuti organisasi OSIS, mengikuti workshop tentang kepemimpinan, mengikuti Lifeskill mengenai cara berkomunikasi, serta mengikuti pelatihan -- pelatihan yang menunjang skill untuk menjadi generasi
unggul. 

Generasi unggul seharusnya generasi yang memiliki pola pikir growth mindset, ini adalah cara berfikir secara terbuka dan kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan menjadikan pola pikir yang dapat menerima kritik dan saran dari orang lain untuk menjadi lebih baik. Orang - orang yang memiliki pola pikir growth mindset adalah orang -- orang yang dapat memimpin bangsa menjadi lebih
baik dan saya rasa saya adalah salah satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun