Â
***
Â
Unsur-unsur seni pertunjukan secara umum ada tiga, yaitu ; seniman, karya seni dan masyarakat/penonton.
Â
Seniman; Erwin Gutawa sebagai pencipta dan pelaku atas sebuah karya seni, khususnya dibidang musik klasik. Berbagai komposisi musik atas lagu-lagu yang diciptakan oleh Guruh Sukarno Putera dengan sentuhan musik-musik etnik nusantara menjadikan output yang sangat menarik oleh para pendengar.
Â
Karya seni; Tari Japin Galuh Banjar merupakan salah satu nama tarian rakyat tradisional Prov. Kalimantan Selatan. Tarian tersebut menceritakan tentang kegiatan remaja puteri Banjar yang dalam kesehariannya penuh dengan keceriaan dan senang membantu sesamanya. Jadi karya seni harus mempunyai konten yang jelas, agar para pendengar mendapatkan pesan dari karya tersebut.
Â
Masyarakat/penonton; keberadaan penonton sangatlah penting dalam seni pertunjukan, karena seniman berkarya memang untuk ditonton. Bahkan keberlanjutan seniman untuk selalu berkarya ada pada para penonton. Secara finansial penonton membayar untuk menonton pertunjukan dengan berabgai kepentingan. Bahkan masyarakat (sponsor) adalah sumber yang potensial untuk melakukan pertunjukan dan penunjang hidup bagi seniman itu sendiri berserta keluarga.
Â
Ketiga unsur ini tidak ada yang paling diunggulkan atau utama, namu saling terkait satu dengan yang lainnya. Karya seni tidak dapat terwujud tanpa seniman, seniman tidak dapat sebagai siapa-siapa tanpa berkarya/menciptakan karya, dan karya seni tidak menjadi karya seni yang sempurna tanpa ada yang menonton atau tidak dipublis.
Â
**
Â
Nilai secara bahasa/etimologi adalah (menurut KBBI); harga (taksiran harga), angka, sifat-sifat, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Sedangkan secara terminologi : nilai adalah sesuatu yang besifat subyektif, tergantung kepada manusia yang menilainya (Jakob Sumarjo : 2000).
Â
Secara umum setiap seni pertunjukan harus mempunyai nila-nilai yang terkandung di dalamnya, terutama pada karya seni yang dipentaskan. Nilai yang dimaksud bukanlah penilaian secara kuantitatif (seperti penjurian dalam festival tari) namun lebih kepada subtansi sebuah seni pertunjukan.
Â
Subtansi yang dimaksud adalah nilai, yaitu hal yang terkandung dalam sebuah pertunjukan. Misalnya nilai keindahan; dalam sebuah konser musik nilai keindahan sangat diutamakan, terutama dalam mengharmonisasikan antar instrument. Ketiak pemusik melakukan kesalahan dalam bermain instrument, maka akan mengurangi nilai keindahan bunyi. Nilai hayati; atau nilai kehidupan. Seni pertunjukan dapat menggarmbarkan/menceritakan berbagai isu sosial dikehidupan nyata ke dalam sebuah karya cipta.
Â
Â