Lebih dari 50% konten psikologi di TikTok adalah misinformasi. Pelajari dampaknya dan cara menyaring psikoedukasi yang valid di media sosial.
Edukasi Tentang Bahaya Kenakalan Remaja dan Diskusi Santai "Remaja Bijak, masa depan cerah"
Mendiagnosis Diri Sendiri: Keterbukaan atau Bahaya
Penasaran kira-kira bagaimana pengaruh fenomena self-diagnosis terhadap kesehatan mental Generasi Z? Yuk, simak artikel ini!
Fenomena Self-Diagnose yang sering dijumpai di kalangan Gen Z menjadi topik hangat yang menarik untuk dibahas
Pernahkah kamu merasa khawatir dengan gejala yang kamu alami, lalu mencari jawabannya di internet? Yuk Kita Bahas disini!
Nyeri kepala googling, tiba-tiba yakin kena tumor. Fenomena ‘Google diagnosis’ ini lucu sekaligus bahaya, bikin panik gratis tanpa solusi nyata!
Bongkar pembohongan besar dibalik drama sosial media!
Fenomena Self-Diagnosis terhadap kesehatan mental menjadi salah satu isu yang yang ramai diperbincangkan oleh generasi muda.
Di era digital, informasi kesehatan mudah diakses, tapi hati-hati self-diagnose. Remaja terutama pada Gen Z rentan terkena!
Krisis pemahaman masyarakat mengenai konsumsi informasi kesehatan sehingga memicu gangguan kesehatan mental
Dampak buruk yang dapat muncul akibat self-diagnosis dalam kesehatan mental
Apakah kalian pernah melihat respon netizen yang dengan mudah menyatakan dirinya mental illness tanpa konsultasi profesional? Baca bahayanya.
Canggihnya teknologi menyebabkan banyak orang yang melakukan self-diagnosis, dan akan menimbulkan bahaya.
Self diagnosis merupakan penyakit yang mungkin semua orang mengalaminya. Tetapi ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Di Indonesia sendiri, masih banyak masyarakat yang meremehkan penyakit mental dan langsung melakukan self-diagnose berdasarkan konten media sosial.
SGS memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat menanyakan pertanyaan tentang obat pribadi ataupun kebiasaan buruk pada self-diagnose yang dilanjut
kesehatan mental perlu di waspadai dan di jaga karena sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Disabilitas Intelektual apakah sama dengan keterbelakangan mental? temukan disini!
namun fenomena self-diagnose ini seperti menjadi ajang “pamer” bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja
