Rojali dan Rohana hadir bukan untuk menyusahkan toko. Mereka hadir karena ingin tetap merasa menjadi bagian dari kehidupan normal.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang terus bergerak, ada sebuah fenomena menarik yang bisa kita amati, yaitu Fenomena Rojali. Kata ini, yang
Hanya mereka yang bisa membaca arah perubahan dan bergerak cepat yang akan tetap bertahan.
Rojali bukan pelit. Mereka hanya warga kota yang cari tempat bernafas gratis, karena taman kota langka, tapi izin mall terus mengalir tanpa henti.
Fenomena rojali bukan hanya masalah konsumsi, melainkan narasi ketahanan sosial perkotaan.
Menyindir pengunjung bukanlah strategi pemasaran. Itu hanya mempersempit kemungkinan orang kembali berkunjung.