Ki Tolih melihat bahwa cahaya nasib Bagus Mangun akan bersinar lebih jauh, jauh melampaui batas sawah dan kebiasaan kampung.
Gajahendra menjadi simbol bagaimana benda pusaka mampu merangkai sejarah, menyatukan wilayah, dan menjaga identitas budaya.
Keyakinan Kyai Tolih akan terwujudnya ramalannya ditegaskan pada kata-kata: Heh Kyai yektosna, sapira gon kula benjing