Ada banyak orang yang bersikap sesuka mereka, let them. Biarkan saja karena itu bukan kelemahan, tapi cara untuk hidup lebih damai.
Kita tidak selalu bisa mengendalikan dunia di luar diri kita, tapi kita bisa memilih bagaimana meresponsnya
14 Februari hari kasih sayang
Nonton Gladiator II yg baru tayang di bioskop nasional memang asyik, apalagi dgn keluarga. Nuansa hiburannya kencang demikian pula epiknya. Jempol dah
Di tengah kemajuan dan keramaian dunia modern, mungkin sudah saatnya kita menyederhanakan hidup, mendekatkan diri kepada alam.
Setelah menamatkan buku Filosofi Teras, Henry Manampiring, saya mendapat trigger untuk cari tau lebih banyak mengenai Stoikisme.
Mari kita jelajahi beberapa strategi bahagia dan cara mengendalikan kemarahan yang dapat kita pelajari dari ajaran beliau.
Menganyam kebahagiaan bersama Stoik
Sikap Stoicisme merupakan gerakan filosofis dari Yunani yang muncul dari kalangan Sinis. Namun, Stoicisme mencapai puncaknya di Roma kuno
Kaum Stoa memberi penekanan khusus pada keselarasan berdasarkan kebajikan-kebajikan tersebut.
Penulis pertama yang termasuk dalam kategori pendiri Stoicisme adalah Zeno dari Citium dan serangkaian muridnya.
Marcus Aurelius (121 sd 180 M) adalah seorang kaisar dan filsuf Romawi yang sangat dicintai rakyatnya.
"Hidup yang tidak teruji tidak layak untuk dijalani ," adalah ungkapan terkenal yang diatribusikan kepada Socrates oleh muridnya Plato
Stoikisme terasa begitu relevan di zaman kita yang serba semrawut. Namun, seperti filosofi mana pun, Stoikisme mengandung beberapa kelemahan serius.
Marcus Aurelius, salah seorang filsuf stoisisme mencoba mengajarkan kita bagaimana senantiasa hidup positif lewat karyanya Meditations.
Sebaliknya, jika pihak yang satu anteng saja menanggapinya dan tidak terpengaruh dengan hinaan tersebut, maka tidak ada yang akan terhina.
Aspek ketabahan ini, setidaknya dari sudut pandang orang biasa, sering diturunkan atau diabaikan
Ingatlah bahwa kehidupan yang bahagia tergantung pada sangat sedikit hal-Marcus Aurelius
Tentu kita pernah mengalami hal demikian, dinilai tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya kita lakukan, dihina, difitnah, diremehkan, ataupun dicaci.