Rojali dan Rohana bukan sekadar fenomena mal, tapi cermin krisis daya beli kelas menengah yang makin nyaring di tengah janji manis ekonomi.
Penurunan BI Rate diharapkan mendorong konsumsi, kredit, dan sektor ritel, sekaligus mengatasi fenomena "Rojali dan Rohana" di tengah mal.
Fenomena mal penuh pengunjung tapi lesu transaksi belanja. Rohana dan Rojali menjadi simbol paradoks konsumsi urban Indonesia.