Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

19 Tahun Membangun Gerakan Menulis di Kalangan Perempuan

10 Januari 2022   00:10 Diperbarui: 10 Januari 2022   01:13 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Majalah POTRET. Dok.Pribadi

Oleh Tabrani Yunis


Malam ini, sebelum azan Isya berkumandang, sambil melakukan aktivitas berjualan di POTRET Gallery yang terletak di Jalan Prof Ali Hasyimi, Pango Raya, Banda Aceh, pikiran tertuju pada sebuah momentum yang sangat berharga. Dikatakan berharga karena momentum itu adalah momentum mulainya terwujud cita-cita membangun gerakan menulis di kalangan perempuan yang berawal dari perempuan akar rumput ( grassroots women) di Aceh. 

Berawal di tahun 1998, ketika muncul niat untuk menyediakan media perempuan untuk mengekspresikan pikiran, pengetahuan dan pengalaman lewat media, namun tidak tersedia media yang bisa menampung karya-karya tulis perempuan yang ingin menulis dan mengekspresikan pikiran mereka lewat media tersebut. 

Bukan mustahil bila pada tahun-tahun 1990 an, bahkan 2000 an, sangat jarang kita menemukan tulisan-tulisan perempuan di media cetak saat itu. Kalau pun ada, hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari tangan. Celakanya lagi, kalau pun ada media atau majalah perempuan, banyak tulisan yang juga ditulis oleh laki-laki tentang perempuan.

Aneh bukan? Ya, bisalah kita katakan aneh, bila kita mau melihat realitas yang ada saat itu. Padahal perempuan dilihat dari jumlahnya, secara kuantitas  lebih banyak, dibandingkan kaum laki-laki. Dilihat dari kapasitas menulis, sebenarnya kaum perempuan tidaklah kalah dibandingkan kaum laki-laki. Namun, mengapa sangat sedikit perempuan yang menulis? Apakah semua media yang ada memang diperuntukan untuk laki-laki? 

Tentu tidak. Selain itu, bila kita menelisik persoalan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan, sesungguhnya perempuan bisa memiliki banyak sekali persoalan atau masalah, yang masalah tersebut bisa menjadi bahan tulisan. Tapi, mengapa sangat sedikit perempuan yang menulis?

Kondisi itu menjadi keprihatinan para penggawa Center for Community Development and Education ( CCDE) Banda Aceh. Merasa prihatin melihat kondisi itu, lalu tergerak hati untuk mengidentifikasi segala masalah dan membaca apa kekuatan kaum perempuan, kelemahan, tantangan dan ancaman dalam hal menulis.  Akhirnya niat untuk membangun gerakan menulis di kalangan perempuan Aceh pun diwujudkan dengan mengundang sebanyak 25 perempuan akar rumput yang merupakan perwakilan dari kelompok dampingan CCDE di 6 kabupaten di Aceh saat itu. Ke 25 perempuan ini dilatih untuk menulis cerita cerita singkat mengenai kehidupan mereka. 

Kegiatan pelatihan itu dilaksanakan selama 3 hari. Hasil dari pelatihan berupa tulisan perempuan dengan berbagai macam hal yang mereka tulis dengan tulisan tangan, kemudian diketik di CCDE dan dikumpulkan, lalu menjadi cikal bakal terbitan pertama majalah perempuan Aceh yang diberi nama dengan POTRET.

Ya, POTRET itulah namanya. Pertanyaannya, mengapa POTRET? Mengapa tidak yang lain? Bukan hanya itu, banyak pertanyaan yang bermunculan. Namun, moemilih nama POTRET karena POTRET dengan sinonimnya Foto dan juga ada yang menyebut Kodak. Ya karena POTRET dimaksudkan mereka dengan memotret atau memoto. 

Lalu bagaimana dengan majalah POTRET? Tidak jauh berbeda, POTRET digunakan sebagai media yang memotret kehidupan perempuan dengan segala masalah yang dialami dan dihadapi kaum perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun