Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Mencatat Itu Terus Menghilang

7 Juli 2019   00:40 Diperbarui: 7 Juli 2019   01:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi mencatat dalam sebuah proses belajar merupakan aktivitas penting, agar semua pelajaran yang diterima di bangku pendidikan tidak lupa. Ini adalah salah satu dari manfaat kita mencatat atau membuat catatan.

Nah, sejalan dengan semakin berkembang teknologi informasi dan komunikasi yang serba canggih dimana keberadaan dan kehadiran alat komunikasi  gadgets secara massal dan masif, membuat budaya mencatat terasa semakin pupus dari keseharian kita. Kita semakin jarang menyaksikan para siswa dan bahkan mahasiswa mencatat apa yang mereka sedang pelajari. Mereka hanya mendengar apa Yang dijelaskan guru atau dosen. Kalau pun ada, mereka lebih cendrung memotret dengan gadgets.

Tentu tidak salah, namun sebenarnya kekuatan untuk ingatan lewat memotret  apa yang ditulis guru atau dosen di papan tulis tersebut, tidak memberikan kesal ingatan yang kiat dibandingkan dengan mencatat dengan tangan. Karena selama ini terbukti bahwa semakin banyak yang kita catat, semakin banyak yang kita ingat. Kemudian, ketika kita rajin mencatat, sesungguhnya banyak untungnya. Misalnya, dengan seringnya kita mencatat, maka akan sering kita melatih kemampuan menulis kita.

Semakin sering kita menulis akan semakin banyak manfaat yang kita petik. Sayangnya kini kebiasaan atau budaya mencatat itu mulai menghilang dari ruang kebiasaan kita. Mungkin inilah salah satu konsekwensi dari berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Disrupsi, bukan hanya terhadap lapangan kerja, tetapi juga pada kebiasaan sehari- hari.

Bagaimana anda melihat hal ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun