Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lezatnya Sate Matang Dek Wan untuk Buka Bersama

12 Juni 2018   00:38 Diperbarui: 12 Juni 2018   00:55 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi
dok pribadi
Oleh Tabrani Yunis

Ramadan segera berakhir. Hari ini Senin, 11 Juni 2018 merupakan hari yang ke 27. Artinya hanya tersisa selama 3 hari lagi untuk berspuasa dan melakukan kegiatan buka puasa bersama. Setelah itu tidak ada lagi acara buja puasa bersama yang penuh keindahan bersama keluarga, teman -teman sejawat, rekan sekantor dan lain-lain. 

Momentum buka puasa bersama di bulan Ramadan hanya akan bisa berulang pada bulan Ramadan tahun depan. Itu pun kalau kita diberikan kesempatan untuk menikmatinya tahun depan. Kalau Allah memberikan kita umur panjang dan hidup sehat, mungkin kita akan bisa menikmatinya. 

Namun bila tidak, berarti ini adalah buka puasa bersama terakhir bagi kita. Begitu juga dengan ibadah puasa, yang berarti menjadi ibadah puasa terakhir. Kita berdoa dan memohon kepada Allah agar masih bisa melaksanakan puasa lagi di tahun-tahun mendatang, walau dengan kenikmatan yang berbeda. Kita hanya bisa memohon doa kepada Allah, namun langkah, rezeki, pertemuan dan maut adalah hak Allah. 

Hanya Allah yang Maha Kuasa yang bisa menentukan untuk semua hal tersebut. Oleh sebab itu, apa yang kita bisa nikmati dan lakukan hari ini, kita anggap saja sebagai yang terakhir bagi si diri kita. 

Sebagaimana halnya kemungkinan tahun ini adalah tahun terakhir bagi kita untuk berpuasa,kiranya di akhir Ramadan ini, ketika ada kesempatan buka puasa bersama, kita niatkan saja bahwa ini adalah buka puasa bersama terakhir kita.

Selama puasa, masyarakat kita, masyarakat muslim yang memiliki cukup uang dan banyak teman, suka sekali mengadakan acara buka puasa bersama di rumah atau pilihan tempat makan seperti di warung-warung yang menyediakan sajian buka puasa. 

Kegiatan buka puasa bersama bahkan sudah dilakukan banyak orang di awal-awal Ramadan. Sayangnya, kami dan keluarga tidak punya banyak waktu untuk berbuka di luar, karena kesibukan kami berjualan di POTRET Gallery dan POTRET busana yang terletak di jalan Prof. Ali Hasyimi, Pango Raya Banda Aceh. 

Walau sebenarnya di wilayah domisili kami di kawasan Pango, Ilie dan Lamteh merupakan kawasan kuliner, kami tetap tidak punya waktu, sebab para pembeli masih banyak saat-saat di ujung waktu. Maksudnya ketika beduk berbuka puasa ditabuhkan, mereka masih belum selesai belanja. Jadi, yang namanya bukber keluarga hanya bisa di rumah. Padahal di depan POTRET Gallery tersebut ada rumah makan yang selalu padat dengan orang buka puasa bersama.

Namun, hari Sabtu 9 Juni 2018, kami bisa menikmati buka puasa bersama keluarga dengan rekan-rekan yang bekerja di POTRET Gallery dan POTRET Busana di rumah makan Dek Wan. Rumah makan yang sangat terkenal dengan sate matang itu. 

Biasanya orang-orang yang sudah pernah makan sate di tempat itu, akan tetap kembali untuk menikmati lezatnya Sate Matang Dek Wan. Buktinya, kami dan keluarga selalu ingin makan sate di situ.

Nah, sore itu Sabtu, 09 Juni 2018 kami memesan untuk 12 porsi yang diperuntukan bagi 12 orang yang buka puasa bersama kami sore itu. Kami pun dipersilakan memilih minuman yang disukai masing-masing. Ketika kami datang sekitar pukul 18.00 WIB semua meja telah penuh dengan hidangan yang membuat mata melalak dan tangan yang ingin meraih setiap stick sate dan minuman segar dan sup yang dalam istilah Pak Bondan " Maknyus" itu.

Selain kami yang hanya 12 orang, ada ratusan orang lain yang memenuhi tempat atau meja di sekeliling kami. Pokoknya, suasana buka puasa bersama itu bukan saja ramai karena kami yang berjumlah 12 orang dengan suara hiruk pikuk anak-anak, tetapi juga suara ratusan orang yang saling berbicara di meja masing- masing. Sementara pelayan yang melayani tamu, sibuknya tak ketulungan. 

Mereka dengan sigap dan cepat melayani para tamu yang hadir. Sambil menanti sirine dari Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang dipantau lewat siaran radio Baiturahman yang dipancarluaskan dari menara masjid itu di bagian selatan. Biasanya serine berbunyi usai bacaan ayat-ayat suci al quran yang disiarkan lewat radio tersebut. 

Lalu, pas pembacaan ayat suci tersebut berhenti, maka dilanjutkan dengan suara sirine sebagai tanda waktu berbuka sudah tiba. Maka setiap orang berbuka dengan pilihan minuman dan makanan yang sudah disajikan di meja Makan tersebut.

Suasana berbuka puasa di Dek Wan sate Matang ini memang setiap hari ramai dikunjung orang. Bukan hanya di kala ada acara buka puasa, tetapi juga di luar bulan puasa. Maka, selayaknya kita bertanya, apa yang menarik dan membedakan sate yang disajikan di tempat Dek Wan ini dengan yang lain, baik yang di Banda Aceh, maupun di daerah asal sate itu, yakni Matang Geulumpang Dua dan Bireuen itu. Bisa jadi, lain orang bisa lain alasan. Namun bagi kami sendiri yang selalu datang menikmati sate Matang ini, maka kami sebagai salah satu yang tergolong loyal customers, kami pun punya alasan memilih sate ini.

Ada beberapa alasan kami atau mungkin juga orang lain yang memilih makan sate Matang di sini. Pertama, daging yang dijadikan sate adalah daging pilihan. Dikatakan pilihan, karena ketika kita makan, tidak lemak di dalam satu tusuk daging pun. Kalau ada lemak, maka rasa dagingnya akan terasa kenyal. Bagi yang bermasalah dengan gigi, misalnya tidak memiliki gigi geraham lagi, akan sangat sulit mengunyah lemak tersebut. 

Sehingga banyak orang yang tidak suka makan sate yang demikian. Namun, di warung sate Matang Dek Wan, hal itu tidak ditemukan. Yang jelas ketika dikunyah, benar-benar terasa nikmatnya. Kedua, selain daging pilihan, bumbu kacang yang diaajilan juga beda dibadingkan dengan tempat lain. 

Bumbu kacang tersebut menambah nikmat setiap kali mengunyah daging sate yang ditempatkan di piring dengan jumlah hingga 40 tusuk. Ke tiga, rasa Kuah sup yang disiapkan satu mangkok untuk setiap porsi menambah nikmat dan selera makan para pengunjung yang menjadi penikmat sate Matang Dek Wan itu. Itulah beberapa alasan yang membuat kami menjadi penikmat dan pelanggan loyal sate Dek Wan itu.

Untuk minuman, rumah makan sate Matang ini juga menyediakan aneka minuman juice dari berbagai jenis buah segar itu. Pokoknya, kalau ingin minum juice, tinggal sebut. 

Mau minum teh dingin pun segera dihidangkan. Mungkin inilah yang membuat harga satu porsi sate itu berbeda dengan di tempat-tempat lain yang juga menjual sate.Bagaiamana? Ingin mencoba? Ayo ikuti saya dan saya akan dengan senang hati membantu anda menikmati sate Matang di luar Matang itu sendiri.

Kiranya, para pembaca tidak perlu ragu dan bertanya apakah bisa memilih sate yang tidak Matang? Jawabnya, ini bukan sate yang matang, tetapi sate Matang. Banyak orang lain yang menjual sate Matang, tapi sate Matang Dek Wan memang selalu menjadi pilihan banyak orang di Banda Aceh. Ayo coba ya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun