KOTA TASIK---Aksi unjukrasa besar-besaran penolakan kenaikan harga BBM pun terjadi di Kota Tasikmalaya, hari Selasa kemarin. Ratusan mahasiswa dan kader PDI-P Kota Tasikmalaya bersama komponen lain turun ke jalan. Aksi penolakan kenaikan harga BBM dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsil yang meggelar aksi penolakan di dua lokasi, masing-masing di DPRD dan di Balai Kota. Aksi di DPRD terbilang berlangsung tertib sehingga aksi tidak berlangsung lama. "Dengan munculnya BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) hanya sebagai bentuk peninaboboan masyarakat, dimana merupakan strategi politik untuk mengambil kesempatan pencitraan ditengah himpitan ekonomi masyarakat," kata Rizki, koordinator aksi dari Unsil. Setelah melakukan orasi dan mendapatkan tandatangan dukungan penolakan kenaikan BBM dari Wakil Ketua DPRD, Ade Lukman, puluhan mahasiswa mengalihkan aksi ke Balai Kota Tasikmalaya dan di tempat ini, aksi mulai memanas. Mahasiswa yang memaksa masuk ke dalam gedung untuk menemui Walikota Tasik, Drs.H.Syarif Hidayat MSi mendapatkan hadangan dari petugas kepolisian. Sontak saja, aksi saling dorong dan kontak fisik pun tak terelakkan dan kondisi sempat ricuh. Akibatnya, beberapa mahasiswa terpental dan terjatuh berguling di teras tangga Balai Kota. Sementara di DPRD Kota Tasik, beberapa saat setelah mahasiswa membubarkan diri, datang rombongan dari DPC PDIP Kota Tasik dengan jumlah massa yang lebih banyak dari mahasiswa. Kedatangan ratusan kader PDIP Kota tasikmalaya itu dikomandoi langsung oleh Dony Romdoni-- yang juga Ketua DPC PDIP Kota Tasik, massa yang menggunakan sepeda motor, becak dan mobil tersebut memasuki halaman parkir dan dilanjutkan dengan berorasi. "Para pejabat malah enak-enakan dengan gaji yang besar, sementara rakyat miskin semakin menderita jika harga BBM naik. Potong gaji pejabat, bukan mengurangi subsidi BBM. Kenaikan harga BBM menyengsarakan masyarakat wong cilik," ujar Dony Romdoni dalam orasinya si atas mobil. Hingga petang hari, pengunjuk rasa dari PDIP tersebut terus melakukan orasi di beberapa tempat. Setelah menduduki Gedung DPRD, mereka juga menutup akses jalan di depan Masjid Agung Kota Tasikmalaya tepatnya di Jalan HZ Mustofa.(REDI.M)***