Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibadah Haji dengan Pesan Perdamaian

6 Juli 2023   13:28 Diperbarui: 6 Juli 2023   13:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kementerian agama

Prosesi ibadah haji tidak hanya memiliki nilai ibadah vertikal antara manusia dengan Tuhan. Ia juga punya nilai horizontal yang kuat. Khususnya, tentang persaudaraan dan perdamaian.

Ada sejumlah tahapan dalam proses ibadah haji. Di antaranya, wukuf di arafah, tawaf, dan sai. Dalam tiga tahap tadi, aspek-aspek persaudaraan dan perdamaian islam mengemuka. Tidak hanya dalam spektrum nasional atau Indonesia, bahkan di level umat manusia dunia.

Wukuf mewajibkan muslim di seluruh penjuru bumi yang ingin menjalankan haji berkumpul di sebuah padang luas. Hanya mengenakan dua lembar kain sederhana. Wukuf di arafah membuat semua orang sadar bahwa kelak di saat hari kematian menjelang, seseorang tidak akan membawa apa-apa. Tatkala dikebumikan, pakaian bagus pun tidak lagi berguna. Semua orang akan menghadap Tuhan tanpa kemewahan, kecuali amal perbuatan.

Saat tawaf, segenap manusia berkumpul dengan rapi mengelilingi kakbah. Pelataran kakbah penuh, bahkan hingga lantai dua, tiga bahkan rooftop Masjidil Haram. Mereka yang berduyun-duyun ini tidak lagi tersekat suku, ras, atau asal negara. Saat tawaf, orang dari Eropa bisa berada sangat dekat dengan orang Afrika. Warga negara Indonesia bisa berhimpitan dengan warga India.

Demikian pula saat prosesi Sai. Semua muslim berkumpul di lintasan dari sofa ke marwah dan dari marwah ke sofa. Pada momentum wukuf,  tawaf, dan sai, kaum muslimin digugah untuk saling mengenal dan memaklumi satu sama lain. Tidak hanya pada mereka yang berasal dari satu negara namun berbeda suku. Bahkan, pada mereka yang berasal jauh dari benua lainnya.

Kebersamaan yang terjadi semestinya menjadi inspirasi bagi tiap muslim untuk mengikat rasa persaudaraan. Tidak hanya bagi mereka yang berhaji. Namun juga bagi mereka yang tidak berhaji namun paham bahwa pada proses ibadah itu ada banyak momentum kebersamaan kaum muslimin.

Rasa persaudaraan yang ada di dalam hati berkembang menjadi kasih sayang. Dari kasih sayang antar sesama muslim, dapat pula tercetus spiritnya untuk saling mencintai sebagai sesama manusia meskipun berbeda dalam keyakinan.

Berangkat dari kasih sayang dan cinta muncul semangat perdamaian. Saling menjaga ketenangan, kenyamanan, dan keamanan dalam kehidupan di muka bumi, akan mewujudkan kesejahteraan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun