Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Samurai in Spring

25 April 2021   09:00 Diperbarui: 25 April 2021   13:26 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulip di musim semi (Dokumentasi pribadi)

Dua camilan itu biasanya saya makan sambil menikmati kopi panas Mandheling. Karena saya tidak suka memasukkan gula ke kopi, maka rasa pahit kental dan aroma seperti buah kering dari Mandheling, berpadu sangat elegan dengan rasa manis dari sakuramochi maupun sanshoku dan-go. Jepang dan Indonesia berkolaborasi sangat apik saat musim semi.

Oh ya, saya memilih judul tulisan menggunakan kata "samurai", sebab kata ini sudah mendunia. Dalam sejarah Jepang pun, pada era peperangan antar penguasa daerah (sen-goku jidai), samurai mempunyai peran amat penting. 

Apalagi saya juga suka membaca komik (man-ga) dengan tema samurai, seperti Vagabond, Hunterxhunter, Gintama dan Rurouni Kenshin (film terbarunya baru saja dirilis).

Kok tumben judulnya pakai bahasa Inggris? Kalau tentang ini, saya punya alasan khusus.

Pada musim semi, mungkin karena sering melihat bunga bermekaran di sekitar, maka perasaan saya umumnya gembira dan berbunga-bunga juga. Nah, saat seperti ini, saya biasanya mendengarkan lagu-lagu dari grup favorit yaitu Pet Shop Boys.

Bagi Anda yang gemar musik-musik Pet Shop Boys, tentu tidak asing lagi dengan lagu yang berjudul "Samurai in Autumn". Karena sekarang sedang musim semi, maka boleh dong saya pinjam judul lagu dan mengubahnya sesuai keadaan saat ini.

Bunga Na no Hana yang berwarna kuning (Dokumentasi pribadi)
Bunga Na no Hana yang berwarna kuning (Dokumentasi pribadi)
Begitulah sedikit cerita saya tentang musim semi di Jepang. 

Sebagai negara dengan 4 musim, selama tinggal dan mengembara di sini saya bisa menikmati berbagai macam keindahan tersendiri, yang berbeda antara satu musim dengan lainnya. 

Mungkin jika Anda bermukim di negara lain yang juga mempunyai 4 musim, mempunyai pengalaman musim semi berbeda dari apa yang saya alami. 

Perbedaan itu bisa jadi karena beberapa alasan. Saya ingin menutup tulisan dengan membahas salah satu alasan yang mungkin berguna untuk memahami budaya Jepang. Yaitu perbedaan pandangan atas alam, yang merupakan bagian tidak bisa dipisahkan dari musim.

Berbeda dengan orang Jepang, dunia barat biasanya memandang alam sebagai objek. Kita tahu bahwa Netwon menemukan hukum gravitasi saat mengamati gejala alam, yaitu buah apel yang jatuh dari pohon. Bangunan corak barat juga banyak menggunakan bahan bukan dari alam langsung, misalnya adukan semen dan kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun