Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Klepon yang Merdeka

15 Agustus 2020   07:07 Diperbarui: 15 Agustus 2020   07:15 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber sekretariat negara)

Bagi saya pribadi, makanan mempunyai fungsi lain yang lebih luas. Yaitu sebagai katalis untuk mempererat hubungan antar bangsa, dalam hal ini Indonesia dan Jepang.

Makanan yang tidak terikat pada satu fungsi saja, saya anggap sama artinya dengan dia terbebas dari pasung yang mengikat makanan pada suatu posisi tertentu. Baik posisi yang mengikatnya pada pada suatu golongan, kelas, maupun budaya.

Buktinya nasi goreng bisa diterima dengan baik oleh teman-teman Jepang, yang mempunyai latar belakang budaya berlainan dengan saya.

Karena mempunyai fungsi selain dari asupan energi itulah, maka kita tidak boleh semena-mena membelenggu keberadaan dan posisi makanan. Dalam kata lain, biarkanlah makanan "merdeka".

Tidak terbatas pada makanan saja sih. Ini harus diterapkan pada hal-hal lain seperti kebudayaan, apalagi kebudayaan warisan leluhur baik yang berwujud maupun tidak (misalnya pola pikir, filosofi dan sebagainya).

Termasuk juga kepada simbol-simbol, serta karya seni mulai dari musik, sastra, seni rupa dan sebagainya.

Biarlah hal-hal tersebut berkembang sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang yang berkepentingan memakai atau menggunakannya. Apalagi banyak orang merasa masih perlu untuk melestarikannya.

Kita harus benar-benar dapat melepaskan hal-hal tersebut dari belenggu pikiran kita yang sempit. Terutama dari sifat ketamakan dan ego manusia, agar mereka bisa benar-benar menjadi "merdeka".

Di sisi lain, kita sebagai manusia mempunyai akal yang digunakan untuk berpikir. Filsuf Perancis Rene Descartes mengatakan "Je pense, donc je suis", atau manusia berpikir maka manusia itu ada.

Dengan keberadaan makhluk berakal yang bernama manusia, maka kita harus menggunakan akal, untuk memaknai dan terutama mengisi kemerdekaan yang sudah dengan susah payah kita rebut secara lebih luas lagi.

Hal yang bagaimana lebih luas itu? Saya yakin ini bisa ditanyakan pada diri Anda masing-masing. Kalau dipaksa untuk menjelaskan, sedikit contohnya adalah seperti berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun