Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Natal dan Semangat untuk "Protect All Life"

25 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 25 Desember 2019   09:58 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Natal besar di Futakotamagawa Rise, Tokyo | Dokumentasi pribadi

Karena selain mempunyai julukan sebagai negara matahari terbit, menurut legenda, kaisar Jepang pertama sampai saat ini, merupakan keturunan langsung dewa matahari (dalam bahasa Jepang disebut Amaterasu Omikami).

Sebagai catatan, tema "Protect All Life" ini sumbernya dari surat edaran/amanat (Gereja Katolik menyebutnya ensiklik) Bapa Paus Fransiskus sendiri. Ensikliknya bernama "Laudato Si", yang berisi tentang pemeliharaan alam (lingkungan hidup) dan ciptaanNya.

Bapa Paus Fransiskus mendapat inspirasi ensiklik dari lagu rohani ciptaan Fransiskus Asisi, yaitu Laudes Creaturarum. 

Nah, disini ternyata matahari juga berhubungan lho. Karena lagu ini berisi penghormatan kepada ciptaan-Nya, misalnya saja kepada Matahari, Bulan, bintang dan komponen alam lain.

Saya ingin kembali kepada pembahasan tentang Natal. 

Natal bagi saya pribadi, bukanlah tentang hiasan dan acara makan-makan (perayaan) serta ucapan, yang saya anggap hanya aksesori. 

Akan tetapi, Natal adalah tentang bagaimana kita mau lahir kembali menjadi manusia baru, dengan menempatkan Kristus yang lahir di kandang kotor sebagai panutan. 

Kristus yang dalam perjalanan hidupnya banyak mendapat cobaan, dihina dan dicela, bahkan dikhianati. 

Aksesori boleh saja ada, tanpa aksesori juga tidak masalah. Asalkan jangan lupa, hadir dan ikut serta pada misa malam dan (atau) pada hari Natal merupakan suatu keharusan. 

Sehingga, ketika membaca ada daerah yang melarang misa Natal dengan berbagai alasan, hati saya menjadi sedih. Tetapi, saya tidak mau berpolemik lebih jauh dan bukan mau bercerita tentang itu sekarang.

Saya ingin bercerita tentang bagaimana memaknai kelahiran Kristus sang penebus dosa umat manusia, untuk kemudian hidup sebagai manusia baru, dengan rujukan pesan dari Bapa Suci Paus Fransiskus saat berada di Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun