Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Makna Paskah dalam Siklus Kehidupan

21 April 2019   06:00 Diperbarui: 10 April 2020   07:48 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katolik Tama dan Pohon Sakura pada sore menjelang malam hari, Tokyo (dokpri)

Manusia tidak dapat dipisahkan dari siklus. 

Sejak peradaban manusia zaman dahulu, dengan mengamati kejadian atau konstelasi benda-benda di langit, leluhur kita sudah mengetahui bahwa ada siklus yang terjadi di bumi. Hasil pengamatan tentang siklus itu kemudian dimanfaatkan untuk segala keperluan, misalnya untuk menentukan waktu yang tepat berburu binatang tertentu, atau menentukan kapan waktu yang baik untuk bercocok tanam.

Bahkan ada yang menggunakannya sebagai acuan menentukan kapan waktu yang tepat untuk migrasi, karena kehidupan mereka saat itu sering berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kemudian, setelah peradaban menjadi lebih maju lagi, orang-orang seperti Copernicus, Kepler, dan Galileo menemukan bahwa selain melakukan rotasi, bumi beserta planet lain juga bergerak mengelilingi matahari.

Dengan penemuan itu, selain menguak misteri pergantian siklus antara siang dan malam, pergerakan bumi mengelilingi matahari juga mengakibatkan siklus iklim. Di negara tropis seperti Indonesia, kita mengenal musim panas dan hujan. Sedangkan di negara subtropis seperti Jepang, masyarakatnya mengenal siklus 4 musim yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin.

Begitu juga jika mencermati hidup manusia, kita menemukan siklus kehidupan. Yaitu siklus dari manusia lahir, kemudian melalui masa kecil, remaja, dan menjadi dewasa. Lalu menjadi tua dan kemudian kematian akan datang menjemput. Pada beberapa kepercayaan, reinkarnasi bisa terjadi, sehingga setelah manusia mati, maka "roh" nya bisa terlahir kembali dalam badan yang baru, lalu melalui siklus yang sama, begitu terus menerus.

Kalau kita mengamati siklus tersebut satu bagian (sepotong), maka kita hanya bisa melihat "1 dimensi" saja. Namun jika kita melihat secara keseluruhan, kita bisa meninjau siklus kehidupan itu secara "3 dimensi".

Tiga dimensi itu adalah: sejarah/kejadian masa lalu, saat ini, dan rahasia atau misteri masa depan.

Masa Lalu
Seperti saya tulis sebelumnya, manusia mengalami pertumbuhan, mulai dari lahir, masa kecil, lalu melewati masa remaja, kemudian menjadi dewasa. Pertumbuhan juga berarti perubahan.

Dalam pertumbuhan/perubahannya, manusia mengalami banyak hal, temasuk mengalami juga penderitaan. Walaupun tentunya penderitaan ini berbeda dalam dimensi dan kadarnya, namun setiap orang pasti mengalaminya. Sehingga bisa dikatakan, bahwa penderitaan itu adalah bagian dari perubahan manusia.

Manusia tentunya tidak bisa melarikan diri dari penderitaan. Apalagi, orang yang hatinya masih terbelenggu oleh dosa masa lalu.

Namun ada cara untuk meringankan atau menghapus beban hidup (penderitaan) yang manusia alami saat ini. Manusia perlu dan harus mempunyai pegangan, perlu penyelamat, agar bisa mengurangi (menghapus) efek negatif dari masa lalunya. Sehingga, hadirlah Sang Juru Selamat bagi kita, umat manusia.

Dengan pegangan dan kekuatan yang didapat dari Sang Juru Selamat itulah, maka manusia bisa mengurangi, bahkan mengubah efek buruk/negatif masa lalu menjadi kekuatan. Dengan begitu, maka manusia bisa membuat diri/hatinya bebas dari belenggu. Sehingga manusia bisa menikmati atau memberi manfaat bagi hidupnya saat ini.

Paskah, masih berhubungan dengan masa lalu, yaitu perayaan atau kenangan kita akan peristiwa kebangkitan Kristus. Dalam siklus masa liturgi---yaitu perayaan dalam gereja untuk menentukan kapan hari-hari untuk orang kudus, peringatan dan lainnya---Easter Triduum merupakan puncaknya, yaitu dimulai saat Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi kemudian Minggu Paskah.

Paskah merupakan puncak dan kejadian terpenting dari siklus liturgi ekaristi. Sehingga peristiwa Paskah ini juga menjadi inti dari iman Katolik.

Seperti kita bisa baca dalam 1 Korintus 15:17

"Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosa."

Noli Me Tangere karya Fra Angelico (www.rosspectehnika.com)
Noli Me Tangere karya Fra Angelico (www.rosspectehnika.com)

Misteri Masa Depan
Walaupun manusia tentu tidak bisa mengubah masa lalu (sejarah) kehidupannya, namun dengan ketamakan dan egonya, manusia terkadang ingin (secara serakah) menguasai masa depan.

Kenapa bisa seperti itu?

Sebabnya adalah masa depan bak magnet yang menarik kita, karena kita semua selalu berharap (terkadang dengan berlebihan) kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan, terutama jika itu menguntungkan bagi diri kita sendiri.

Manusia terkadang tidak sadar bahwa, apa pun yang ingin diperbuat oleh manusia, hal itu adalah sebatas rencana. Tuhan juga lah yang akhirnya menentukan semua rencana kita. Seperti dalam idiom Bahasa Jepang dikenal kata "Koto wo hakaru wa hito ni ari, koto wo nasu wa Ten ni ari."

Oleh karena itu, sumber dari kekecewaan yang dialami manusia, sebagian besar adalah karena ketamakan serta nafsu, dan egoismenya menentukan rencananya sendiri di masa depan, tanpa memperhitungkan bahwa Tuhan lah penentu dari semua itu.

Kita tentu boleh berharap, namun kita juga harus ingat bahwa Tuhan adalah kunci segalanya. Percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya adalah hal yang penting.

Dengan begitu, kita tidak akan ragu-ragu lagi menggunakan energi yang kita punyai untuk mencapai rencana kita. Dengan menyerahkan diri kepada Tuhan, maka dalam mencapai rencana, kita juga mempunyai waktu untuk sejenak merenung dan memberikan ruang di hati kita untuk ketenangan diri.

Dalam Paskah, kita memperingati dan merayakan kebangkitan Kristus. Dengan percaya akan kebangkitan Kristus, maka kita juga bisa memaknai dan bisa merasakan bahwa cinta kasih, lebih kuat dari kematian. Kita juga menjadi percaya, bahwa tujuan dari cinta kasih, sekecil apa pun, tidak akan menjadi percuma.

Sehingga kita menjadi tercerahkan bahwa kehidupan masa depan, adalah bukan sesuatu yang tanpa makna. Dengan menghayati dan memaknai Paskah secara sungguh-sungguh, maka kita menjadi optimis menghadapi misteri masa depan yang akan menyambut kita nanti.

Saat ini
Saat ini adalah anugerah atau hadiah dari Tuhan, dimana kita tahu dalam Bahasa Inggris, saat ini--- waktu yang sedang berjalan---disebut sebagai present. Sehingga, jika kita menyongsong hari ini bersama Tuhan, maka waktu yang kita nikmati saat ini akan menjadi waktu yang abadi. Dalam arti, kita bisa melakukan semua kegiatan dengan penuh rasa cinta. Hal ini juga akan memberikan kekuatan yang tak terhingga dalam kehidupan kita.

Kita harus mensyukuri bahwa kita bisa memaknai kehidupan kita sekarang. Hal ini secara tidak langsung merupakan anugerah dari misteri Paskah yang kita rayakan saat ini. 

Telur Paskah (dokpri)
Telur Paskah (dokpri)

Penyerahan diri kepada-Nya adalah hal yang penting, walaupun dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak secara kasatmata melihatNya. Seperti kata Kristus, "Jangan memegang aku...." Kita tidak perlu takut dan khawatir, karena Dia akan selalu ada menjaga kita, saat ini dan selama-lamanya. 

Sebagai catatan, para pelukis era renaisans banyak mengangkat tema Noli me tangere (Jangan memegang aku) dalam lukisannya untuk menggambarkan peristiwa Kebangkitan Kristus. Misalnya Giotto di Bondone, yang karyanya bisa kita nikmati di Cappella degli Scrovegni (Padua), maupun karya Fra Angelico di Museum San Marco (Florence), Italia.

Penutup
Paskah adalah hari dimana kita bisa merenungkan "3 dimensi" dari siklus kehidupan. Karena Paskah adalah masa lalu, saat ini dan juga sekaligus masa depan.

Dengan peristiwa kebangkitan di masa lalu, Kristus telah membuktikan bahwa cinta bisa mengalahkan kematian. Tanpa Paskah, maka harapan dan kegembiraan bisa berakhir dengan kekecewaan/kepiluan. 

Lalu tanpa Paskah, kita juga tidak bisa menikmati hadiah Tuhan, yaitu kehidupan yang kita alami saat ini. Paskah juga menjadi harapan kita untuk menapaki masa depan.

Semoga dengan menerima tubuh dan darah Kristus pada perjamuan Ekaristi Kudus Paskah, kehidupan spiritual kita menjadi lebih kuat. Sehingga, kita bisa terlahir kembali menjadi manusia baru, dan punya kekuatan untuk terus menebarkan cinta kasih, kepada saudara, dan terutama kepada semua orang yang kita temui, di sekeliling kita.

Selamat Paskah 2019.

Alleluia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun